حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ، عَنِ ابْنِ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ جَابِرٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ فِينَا ‏{‏إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلاَ‏}‏ بَنِي سَلِمَةَ وَبَنِي حَارِثَةَ، وَمَا أُحِبُّ أَنَّهَا لَمْ تَنْزِلْ، وَاللَّهُ يَقُولُ ‏{‏وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا‏}‏
Salin
Narasi Jabir

“Rasulullah (ﷺ) berkata kepadaku, “Sudahkah kamu menikah wahai Jabir?” Saya menjawab, “Ya.” Dia bertanya, “Apa, perawan atau matron?” Saya menjawab, “Bukan perawan tetapi matron.” Dia berkata, “Mengapa kamu tidak menikahi seorang gadis muda yang akan membelai kamu?” Saya menjawab, “Ya Rasulullah (ﷺ)! Ayahku mati syahid pada hari Uhud dan meninggalkan sembilan anak perempuan (yatim piatu) yang merupakan sembilan saudara perempuan saya; jadi saya tidak suka memiliki seorang gadis muda seusia mereka, tetapi (saya mencari) seorang wanita (tua) yang dapat menyisir rambut mereka dan merawat mereka.” Nabi (ﷺ) berkata, “Kamu telah melakukan hal yang benar.”