حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، قَالَ أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَرَضَهُ يَوْمَ أُحُدٍ وَهْوَ ابْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ فَلَمْ يُجِزْهُ، وَعَرَضَهُ يَوْمَ الْخَنْدَقِ وَهْوَ ابْنُ خَمْسَ عَشْرَةَ فَأَجَازَهُ‏.‏
Salin
Narasi `Ikrima bin Khalid

Ibnu Umar berkata, “Aku pergi ke Hafsa sementara air mengalir dari kepangnya yang dipilin. Aku berkata: “Keadaan manusia seperti yang kamu lihat, dan tidak ada kuasa yang diberikan kepadaku.” Hafsa berkata, “Pergilah kepada mereka, dan mereka (yaitu orang-orang) sedang menunggu kamu, dan aku khawatir ketidakhadiran kamu dari mereka akan menimbulkan perpecahan di antara mereka.” Maka Hafsa tidak meninggalkan Ibnu 'Umar sampai kami pergi kepada mereka. Ketika orang-orang berselisih Muawiyah berbicara kepada orang-orang dengan mengatakan, “'Jika ada yang ingin mengatakan sesuatu dalam masalah kekhalifahan ini, dia harus muncul dan tidak menyembunyikan dirinya, karena kita lebih berhak menjadi khalifah daripada dia dan ayahnya.” Tentang hal itu, Habib bin Masalama berkata (kepada Ibnu 'Umar), “Mengapa kamu tidak membalasnya (yaitu Muawiyah)?” 'Abdullah bin 'Umar berkata, “Saya melepaskan ikatan pakaian saya yang mengelilingi punggung dan kaki saya saat saya duduk dan hendak berkata, 'Dia yang berperang melawan Anda dan melawan ayahmu demi Islam, lebih berhak menjadi seorang khalifah, 'tetapi saya takut pernyataan saya dapat menghasilkan perbedaan di antara orang-orang dan menyebabkan pertumpahan darah, dan pernyataan saya mungkin ditafsirkan tidak seperti yang saya maksud. (Maka aku berdiam diri) mengingat apa yang telah disediakan Allah di surga (bagi orang-orang yang sabar dan lebih memilih akhirat daripada kehidupan dunia). Habib berkata, “Kamu melakukan apa yang membuat kamu aman dan terlindungi (yaitu kamu bijaksana dalam melakukannya).