Suatu kali saya pergi (dari Madinah) menuju (Al-Ghaba) sebelum Adzan pertama dari Shalat Fajar. Sesamel Rasulullah (ﷺ) biasa merumput di tempat yang disebut Dhi-Qarad. Seorang budak Abdurrahman bin 'Auf menemuiku (dalam perjalanan) dan berkata, “Unta-unta betina Rasulullah (ﷺ) telah diambil dengan paksa.” Saya bertanya, “Siapa yang mengambilnya?” Dia menjawab, “(penduduk) Ghatafan.” Aku berteriak tiga kali (kepada penduduk Madinah) sambil berkata, “Wahai Sabaha!” Aku membuat orang-orang di antara kedua gunung Madinah mendengar aku. Kemudian saya bergegas maju dan menyusul para perampok sementara mereka menyirami unta. Saya mulai melemparkan anak panah ke arah mereka karena saya adalah seorang pemanah yang baik dan saya berkata, “Saya anak Al-Akwa`, dan hari ini akan binasa orang-orang jahat.” Saya terus berkata seperti itu sampai saya mengembalikan shecamel (Nabi), saya juga merebut tiga puluh Burda (yaitu pakaian) dari mereka. Kemudian Nabi (ﷺ) dan orang-orang lainnya datang ke sana, dan saya berkata, “Wahai Nabi Allah! Aku telah menghentikan orang-orang (Ghatafan) dari mengambil air dan mereka sekarang haus. Maka kirimkanlah (beberapa orang) mengejar mereka sekarang.” Rasulullah SAW bersabda, “Wahai anak Al-Akwa`! Engkau telah mengalahkan mereka, maka ampunilah mereka.” Kemudian kami semua kembali dan Rasulullah (ﷺ) mendudukkan saya di belakangnya di atas unta betina sampai kami memasuki Madinah.