حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ، أَنَّ سُوَيْدَ بْنَ النُّعْمَانِ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ، خَرَجَ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَامَ خَيْبَرَ، حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالصَّهْبَاءِ ـ وَهْىَ مِنْ أَدْنَى خَيْبَرَ ـ صَلَّى الْعَصْرَ، ثُمَّ دَعَا بِالأَزْوَادِ فَلَمْ يُؤْتَ إِلاَّ بِالسَّوِيقِ، فَأَمَرَ بِهِ فَثُرِّيَ، فَأَكَلَ وَأَكَلْنَا، ثُمَّ قَامَ إِلَى الْمَغْرِبِ، فَمَضْمَضَ وَمَضْمَضْنَا، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ.
Terjemahan
Narasi Anas bin Malik
Kami tiba di Khaibar pagi-pagi dan penduduk Khaibar keluar membawa sekop mereka, dan ketika mereka melihat Nabi (ﷺ) mereka berkata, “Muhammad! Demi Allah! Muhammad dan pasukannya!” Nabi (ﷺ) berkata, “Allahu-Akbar! Khaibar dihancurkan, karena setiap kali kita mendekati suatu bangsa (yang bermusuhan) (untuk berperang) maka akan menjadi keburukan pagi bagi orang-orang yang diberi peringatan.” Kemudian kami mendapatkan daging keledai (dan bermaksud memakannya), tetapi pengumuman dibuat oleh penyiar Nabi, “Allah dan Rasul-Nya melarang kamu makan daging keledai karena itu adalah hal yang tidak murni.”