حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ، أَنَّ سُوَيْدَ بْنَ النُّعْمَانِ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ، خَرَجَ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَامَ خَيْبَرَ، حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالصَّهْبَاءِ ـ وَهْىَ مِنْ أَدْنَى خَيْبَرَ ـ صَلَّى الْعَصْرَ، ثُمَّ دَعَا بِالأَزْوَادِ فَلَمْ يُؤْتَ إِلاَّ بِالسَّوِيقِ، فَأَمَرَ بِهِ فَثُرِّيَ، فَأَكَلَ وَأَكَلْنَا، ثُمَّ قَامَ إِلَى الْمَغْرِبِ، فَمَضْمَضَ وَمَضْمَضْنَا، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ.
Terjemahan
Narasi Abu Huraira
Rasulullah (ﷺ) mengirim Aban dari Madinah ke Najd sebagai komandan Sariya. Aban dan teman-temannya datang kepada Nabi (ﷺ) di Khaibar setelah Nabi (ﷺ) menaklukkannya, dan kendali kuda-kuda mereka terbuat dari api pohon kurma. Aku berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Janganlah kamu memberi mereka bagian dari harta rampasan itu.” Pada saat itu, Aban berkata (kepadaku): “Aneh! Kamu menyarankan hal seperti itu meskipun kamu adalah apa adanya, wahai marmot yang turun dari puncak Ad-Dal (pohon teratai)! Pada saat itu Nabi berkata, “Wahai Aban, duduklah! “dan tidak memberi mereka bagian apa pun.