حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، قَالَ حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم غَزَا غَزْوَةَ الْفَتْحِ فِي رَمَضَانَ. قَالَ وَسَمِعْتُ ابْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ مِثْلَ ذَلِكَ. وَعَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسِ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم حَتَّى إِذَا بَلَغَ الْكَدِيدَ ـ الْمَاءَ الَّذِي بَيْنَ قُدَيْدٍ وَعُسْفَانَ ـ أَفْطَرَ، فَلَمْ يَزَلْ مُفْطِرًا حَتَّى انْسَلَخَ الشَّهْرُ.
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas
Nabi (ﷺ) meninggalkan Madinah (menuju Mekah) bersama sepuluh ribu (prajurit Muslim) pada bulan Ramadhan, dan itu delapan setengah tahun setelah migrasinya ke Madinah. Dia dan orang-orang Muslim yang bersamanya, melanjutkan perjalanan mereka ke Mekah. Dia sedang berpuasa dan mereka berpuasa, tetapi ketika mereka sampai di tempat yang disebut Al-Kadid yang merupakan tempat air antara 'Usfan dan Kudaid, dia berbuka puasa dan begitu juga mereka. (Az-Zuhri berkata, “Seseorang harus mengambil tindakan terakhir dari Rasulullah (ﷺ) dan meninggalkan tindakan awal (sambil mengambil keputusan.”)