حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَإِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ، قَالاَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي مُوسَى ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَدِمْتُ أَنَا وَأَخِي، مِنَ الْيَمَنِ، فَمَكَثْنَا حِينًا مَا نُرَى ابْنَ مَسْعُودٍ وَأُمَّهُ إِلاَّ مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ، مِنْ كَثْرَةِ دُخُولِهِمْ وَلُزُومِهِمْ لَهُ.
Terjemahan
Narasi Abu Masud
Nabi (ﷺ) memberi isyarat dengan tangannya ke arah Yaman dan berkata, “Kepercayaan ada di sana.” Kekerasan dan tanpa ampun adalah kualitas dari para petani dll, yang sibuk dengan unta mereka dan tidak memperhatikan agama (ke arah timur) dari mana sisi kepala Setan akan muncul; mereka adalah suku-suku Rabi`a dan Mudar.