Kami berbicara tentang Hajjat-ul-Wada`, sementara Nabi (ﷺ) ada di antara kami. Kami tidak tahu apa yang dimaksud dengan Hajjat-ul-Wada'. Nabi (ﷺ) memuji Allah dan kemudian menyebut Al-Masih ad-Dajjal dan menggambarkannya secara luas, mengatakan, “Allah tidak mengutus seorang nabi tetapi nabi itu memperingatkan bangsanya tentang Al-Masih ad-Dajjal. Nuh dan para nabi yang mengikutinya memperingatkan (umat mereka) tentang dia. Dia akan muncul di antara kamu (wahai pengikut Muhammad), dan jika terjadi, sebagian dari sifat-sifatnya mungkin tersembunyi darimu, tetapi Keadaan Tuhanmu jelas bagimu dan tidak tersembunyi darimu. Nabi (ﷺ) mengatakannya tiga kali. Sesungguhnya Tuhanmu tidak buta pada satu mata, padahal Dia buta mata kanan yang tampak seperti buah anggur yang menonjol keluar. Tidak diragukan lagi,! Allah menjadikan darah kalian dan harta kalian menjadi suci satu sama lain seperti kesucian hari ini, di kotamu ini, di bulanmu ini.” Nabi (ﷺ) menambahkan: Tidak diragukan lagi! Bukankah aku telah menyampaikan pesan Allah kepadamu? “Mereka menjawab, “Ya,” Nabi (ﷺ) berkata tiga kali, “Ya Allah! Jadilah saksi untuk itu.” Nabi (ﷺ) menambahkan, “Celakalah kamu!” (atau berkata), “Semoga Allah mengasihani kamu. Janganlah kamu menjadi kafir sesudah aku (yaitu kematianku) dengan memotong leher (tenggorokan) satu sama lain.”