حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، يُخْبِرُونَهُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Allah tidak akan melihat orang yang menyeret pakaiannya (di belakangnya) karena kesombongan.”

Comment

Teks & Konteks Hadis

Hadis mulia dari Sahih al-Bukhari (5783) menyatakan: "Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Allah tidak akan melihat orang yang menyeret pakaiannya (di belakangnya) karena kesombongan.'" Larangan ini membahas praktik Isbal - membiarkan pakaian seseorang melampaui mata kaki.

Makna "Allah Tidak Akan Melihat"

Frasa "Allah tidak akan melihat" menandakan ketidaksenangan ilahi dan pencabutan rahmat. Sebagaimana Imam An-Nawawi menjelaskan, itu berarti Allah tidak akan melihat orang tersebut dengan rahmat dan penerimaan pada Hari Kiamat, dan Dia tidak akan memberikan rahmat dan perlindungan khusus-Nya kepada mereka.

Larangan Isbal

Para ulama sepakat bahwa menyeret pakaian di bawah mata kaki dilarang ketika dilakukan karena kesombongan. Ibn Hajar al-Asqalani menyatakan dalam Fath al-Bari bahwa ini berlaku untuk pria dan wanita, meskipun untuk wanita diizinkan untuk menutup, sementara untuk pria dilarang ketika dilakukan dengan sombong.

Unsur Kesombongan

Kondisi penting yang disebutkan adalah "karena kesombongan" (khiyala'). Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa khiyala' merujuk pada kesombongan dan pamer dengan pakaian seseorang. Namun, banyak ulama termasuk Imam Ahmad berpendapat bahwa larangan berlaku terlepas dari niat, karena penampilan luar itu sendiri menyerupai kesombongan.

Implikasi Praktis

Pakaian Muslim yang tepat harus di atas mata kaki. Ibn Taymiyyah menekankan bahwa pakaian tidak boleh melampaui apa yang diperlukan. Ajaran ini mempromosikan kesopanan, mencegah pemborosan dalam pakaian, dan menumbuhkan kerendahan hati di hadapan Allah dan di antara manusia.

Konsekuensi Spiritual

Ibn al-Qayyim mencatat bahwa peringatan keras ini menunjukkan betapa seriusnya Islam menangani hal-hal yang menumbuhkan kesombongan dan keangkuhan. Karena pakaian adalah kebutuhan sehari-hari, mempertahankan batas yang tepat di dalamnya terus-menerus mengingatkan orang beriman akan kerendahan hati mereka di hadapan Allah dan melindungi mereka dari penyakit spiritual hati.