حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menyeret pakaiannya (ke tanah) karena kesombongan dan kesombongan, Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” ﷺ

Comment

Teks & Referensi Hadis

Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa yang menyeret pakaiannya (di tanah) karena kesombongan dan keangkuhan, Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kebangkitan."

Sumber: Sahih al-Bukhari 5791 (Kitab: Pakaian)

Makna & Konteks

Hadis ini membahas dosa besar kesombongan (kibr) yang diwujudkan dengan menyeret pakaian. Nabi (ﷺ) secara khusus mengutuk perbuatan ini ketika dilakukan karena keangkuhan, karena mencerminkan sikap superioritas dan keangkuhan diri.

Para ulama menjelaskan bahwa menyeret pakaian adalah praktik orang Arab pra-Islam dan beberapa penguasa sombong yang ingin menunjukkan status mereka. Islam datang untuk menghilangkan tampilan mencolok seperti itu dan mempromosikan kerendahan hati.

Komentar Ulama

Imam al-Nawawi menyatakan bahwa larangan ini berlaku khususnya ketika penyeretan dilakukan karena kesombongan. Jika dilakukan tanpa keangkuhan (karena kelalaian atau alasan lain), itu tidak disukai tetapi tidak sampai tingkat yang sama.

Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa "Allah tidak akan melihatnya" berarti Allah tidak akan memberikan rahmat-Nya kepada orang seperti itu, dan Dia tidak akan memandang mereka dengan kebaikan pada Hari Kiamat - salah satu hukuman yang paling berat.

Para ulama membedakan antara pria dan wanita mengenai panjang pakaian. Untuk pria, pakaian tidak boleh melebihi pergelangan kaki, sementara wanita diizinkan pakaian yang lebih panjang untuk tujuan kesopanan.

Implikasi Spiritual

Hadis ini mengajarkan bahwa tindakan luar mencerminkan keadaan dalam. Menyeret pakaian menjadi berdosa ketika berasal dari keangkuhan di hati.

Peringatan keras ini menekankan betapa seriusnya Islam mengambil dosa kesombongan, yang merupakan dosa pertama yang dilakukan oleh Iblis (Setan) ketika dia menolak bersujud kepada Adam.

Umat Muslim diingatkan untuk menumbuhkan kerendahan hati dalam semua aspek kehidupan, termasuk pakaian, karena kerendahan hati dicintai Allah sementara keangkuhan menyebabkan ketidaksenangan ilahi.