Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Lima praktik adalah karakteristik Fitra: sunat, mencukur daerah kemaluan, memotong kuku dan memotong kumis pendek.”
Eksgesis Tradisi Kenabian tentang Fitra
Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (5889) menghitung lima perbuatan yang melekat pada sifat manusia (fitra) sebagaimana ditetapkan oleh hikmah ilahi. Istilah "fitra" menandakan disposisi primordial yang dengannya Allah menciptakan umat manusia, selaras dengan keadaan alami yang menyenangkan Tuhan kita.
Lima Karakteristik Dijelaskan
Khitān: Para ulama menegaskan ini sebagai simbol penyerahan kepada perintah Allah, menyucikan tubuh dan memudahkan kebersihan. Ini mewakili perjanjian antara orang beriman dan Sang Pencipta, yang berasal dari tradisi Nabi Ibrahim (AS).
Mencukur Daerah Kemaluan: Praktik ini menjaga kemurnian tubuh dan mencegah penumpukan najis yang membatalkan shalat. Para ulama merekomendasikan penghilangannya setidaknya setiap empat puluh hari untuk mempertahankan standar kebersihan Islam.
Memotong Kuku: Kuku panjang menyimpan najis dan bertentangan dengan kebersihan alami yang diwajibkan Islam. Hukum yang bijaksana memerintahkan pemotongannya untuk melestarikan kemurnian fisik dan spiritual.
Memotong Kumis Pendek: Imam Malik dan ahli fikih lainnya menekankan bahwa ini membedakan Muslim dari kaum musyrik dan mendorong kebersihan. Membiarkan kumis tumbuh panjang menyerupai praktik non-Muslim dan mengumpulkan partikel makanan.
Menghilangkan Bulu Ketiak: Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam narasi ini, tradisi otentik lainnya melengkapi daftar dengan karakteristik kelima ini, yang melayani tujuan serupa dalam hal kebersihan dan pembedaan.
Keputusan Hukum dan Hikmah
Mayoritas ulama menganggap perbuatan ini sangat dianjurkan (mustahabb), meskipun beberapa menganggap khitan sebagai wajib bagi laki-laki. Hikmah yang mendasarinya menggabungkan kebersihan fisik dengan pemurnian spiritual, menciptakan pembedaan lahiriah bagi orang beriman sambil menumbuhkan kesadaran batin terhadap perintah-perintah Allah.