حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ، عَامَ حَجَّ وَهْوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَهْوَ يَقُولُ ـ وَتَنَاوَلَ قُصَّةً مِنْ شَعَرٍ كَانَتْ بِيَدِ حَرَسِيٍّ ـ أَيْنَ عُلَمَاؤُكُمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَنْهَى عَنْ مِثْلِ هَذِهِ وَيَقُولُ " إِنَّمَا هَلَكَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ حِينَ اتَّخَذَ هَذِهِ نِسَاؤُهُمْ ".
Terjemahan
Narasi Asma
(putri Abu'Bakr) Seorang wanita datang kepada Rasulullah (ﷺ) dan berkata, “Saya menikahkan putri saya dengan seseorang, tetapi dia sakit dan semua rambutnya rontok, dan (karena itu) suaminya tidak menyukainya. Bolehkah aku membiarkannya menggunakan rambut palsu?” Pada hal itu Nabi (ﷺ) mengutuk seorang wanita seperti itu untuk memanjangkan rambut (dia atau orang lain) secara artifisial atau memanjang rambutnya secara artifisial.