حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ أَنَّ صَفِيَّةَ بِنْتَ حُيَىٍّ، زَوْجَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم حَاضَتْ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏"‏ أَحَابِسَتُنَا هِيَ ‏"‏‏.‏ قَالُوا إِنَّهَا قَدْ أَفَاضَتْ‏.‏ قَالَ ‏"‏ فَلاَ إِذًا ‏"‏‏.‏
Salin
Diriwayatkan 'Ikrima

Orang-orang Madinah bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang seorang wanita yang mengalami haid setelah melakukan Tawafal-Ifada. Dia berkata, "Dia bisa berangkat (dari Mekah)." Mereka berkata, "Kami tidak akan bertindak atas putusan Anda dan mengabaikan putusan Zaid." Ibnu 'Abbas berkata, "Ketika kamu sampai di Madinah, tanyakan tentang hal itu." Jadi, ketika mereka sampai di Madinah mereka bertanya (tentang itu). Salah satu yang mereka minta adalah Umm Sulaim. Dia memberi tahu mereka riwayat Safiya (812).