Talbiya Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) adalah: 'Labbaika Allahumma labbaik, Labbaika la sharika Laka labbaik, Inna-l-hamda wan-ni'mata Laka walmulk, La sharika Laka' (Aku menanggapi panggilan-Mu ya Allah, aku menanggapi panggilan-Mu, dan aku taat pada perintah-Mu, Engkau tidak memiliki pasangan, aku menanggapi panggilan-Mu Semua pujian dan berkah adalah untuk-Mu, Semua kedaulatan adalah untuk-Mu, Dan Engkau tidak memiliki mitra denganmu.
Seruan Suci Haji
Talbiyah adalah proklamasi devosional yang dibacakan oleh jamaah haji saat memasuki keadaan Ihram, berlanjut sepanjang ritus haji. Formula suci ini, seperti yang diriwayatkan dalam Sahih al-Bukhari 1549, mewakili penyerahan total jiwa kepada panggilan Ilahi.
Dimensi Linguistik dan Spiritual
"Labbaika" berasal dari akar kata yang berarti "tetap dan tinggal," menandakan respons jamaah yang tak tergoyahkan: "Aku hadir dan berdedikasi pada pelayanan-Mu, ya Allah." Pengulangan menekankan ketekunan dalam ketaatan dan kesiapan untuk memenuhi semua perintah.
Deklarasi "La sharika Laka" (Engkau tidak memiliki sekutu) merupakan inti dari Tauhid, menolak segala bentuk syirik sambil menegaskan keunikan mutlak Allah. Kesaksian ini harus bergema di hati jamaah sepanjang perjalanan suci.
Fondasi Teologis
"Inna-l-hamda wan-ni'mata Laka walmulk" mengakui bahwa semua pujian, berkah, dan kekuasaan hanya milik Allah. Pengakuan komprehensif ini mencakup rasa syukur atas karunia ilahi dan penerimaan kedaulatan mutlak Allah atas seluruh ciptaan.
Talbiyah merangkum prinsip-prinsip dasar akidah Islam: ketuhanan ilahi, ibadah eksklusif, dan pengakuan atas berkah. Ini mengubah perjalanan fisik menjadi pendakian spiritual menuju Kehadiran Ilahi.
Implementasi Praktis
Para ulama merekomendasikan membaca Talbiyah dengan keras untuk pria dan sedang untuk wanita, terutama pada momen-momen penting: mendaki ketinggian, menuruni lembah, bertemu jamaah lain, dan pada waktu shalat. Peringatan terus-menerus ini mempertahankan orientasi spiritual jamaah sepanjang ritus.
Nabi Muhammad (ﷺ) melanjutkan seruan ini hingga memulai Tawaf di Rumah Suci, menunjukkan pentingnya sebagai persiapan spiritual untuk menghadapi Bayt Allah.