Saya tahu bagaimana Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa berkata (Talbiya) dan itu adalah: 'Labbaika Allahumma Labbaik, Labbaika la sharika Laka labbaik, Inna-l-hamda wan-ni'mata Laka walmu Lk, La sharika Laka'.
Teks Talbiya
Hadis dari Sahih al-Bukhari 1550 menceritakan kata-kata tepat Talbiya Nabi (ﷺ): "Labbaika Allahumma Labbaik, Labbaika la sharika Laka labbaik, Inna-l-hamda wan-ni'mata Laka wal-mulk, La sharika Laka."
Makna Linguistik & Signifikansi
"Labbaika" berarti "Saya menjawab panggilan-Mu, berulang kali dan patuh." Pengulangannya menandakan ketulusan dan ketekunan dalam menjawab panggilan ilahi. "Allahumma" adalah partikel panggilan untuk memanggil Allah dengan hormat.
Frasa "la sharika Laka" (Engkau tidak memiliki sekutu) dinyatakan dua kali, membentuk inti pesan Talbiya. Ini adalah penegasan mendalam tentang Tauhid (Keesaan Allah), secara eksplisit menolak segala bentuk syirik (menyekutukan Allah) pada awal ritual Haji.
Tafsir Frasa
"Inna-l-hamda wan-ni'mata Laka wal-mulk" diterjemahkan menjadi "Sesungguhnya, segala pujian, setiap karunia, dan semua kedaulatan adalah Milik-Mu." Ini mengakui bahwa segala bentuk syukur hanya untuk Allah, setiap berkah yang dinikmati berasal dari-Nya, dan semua kekuasaan atas ciptaan hanya milik-Nya.
"La sharika Laka" (Engkau tidak memiliki sekutu) yang terakhir dan tegas berfungsi sebagai deklarasi penutup, mengukuhkan perjanjian monoteisme ini sebelum jamaah memulai ritual suci. Ini mengingatkan orang beriman bahwa setiap tindakan ibadah dalam Haji harus dilakukan dengan pengabdian tulus hanya kepada Allah.
Ketetapan Hukum dan Esensi Spiritual
Pembacaan Talbiya dalam formulasi khusus ini adalah Sunnah yang dikonfirmasi (tradisi Kenabian). Itu dibacakan dari saat seseorang mengenakan Ihram hingga dimulainya lemparan Jamrat al-Aqabah pada Hari Raya Idul Fitri.
Secara spiritual, Talbiya adalah respons tulus jamaah terhadap panggilan Ibrahim (AS). Itu menandakan meninggalkan urusan duniawi dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada perintah Tuhan. Setiap ucapan adalah pembaruan iman, penolakan terhadap politeisme, dan perwujudan penghambaan.