حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا وَرْقَاءُ، أَخْبَرَنَا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ ـ رضى الله عنه ـ قَبَّلَ الْحَجَرَ وَقَالَ لَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Zaid bin Aslam yang dikatakan ayahnya

"Saya melihat Umar bin Al-Khattab mencium Batu Hitam dan dia kemudian berkata, 'Seandainya saya tidak melihat Rasul Allah mencium Anda, (batu) saya tidak akan mencium Anda.' "

Comment

Status Batu Hitam

Batu Hitam (al-Hajar al-Aswad) bukanlah objek penyembahan, melainkan penanda yang menunjukkan titik awal untuk tawaf (mengelilingi) Ka'bah. Ini adalah batu surgawi yang diturunkan oleh Allah, seperti diceritakan dalam tradisi otentik, dan berfungsi sebagai simbol perjanjian antara Allah dan umat manusia.

Mengikuti Teladan Kenabian (Sunnah)

Pernyataan Sayyiduna 'Umar menunjukkan prinsip Islam fundamental untuk mematuhi Sunnah Nabi Muhammad ﷺ secara ketat. Tindakannya tidak didasarkan pada penalaran pribadi tetapi pada preseden kenabian yang jelas.

Ini mengajarkan kita bahwa dalam hal ibadah, kita mengikuti bimbingan yang diwahyukan tanpa menambah atau mengurangi berdasarkan pendapat pribadi. 'Umar, meskipun pangkatnya tinggi sebagai Sahabat dan Khalifah, tunduk sepenuhnya pada teladan Kenabian.

Hikmah di Balik Mencium Batu

Para ulama menjelaskan bahwa mencium Batu Hitam adalah tindakan kerendahan hati dan ketundukan pada perintah Allah. Ini termasuk dalam ritual (manaasik) Haji dan Umrah yang kita lakukan semata-mata karena Allah telah menetapkannya, bahkan jika kita tidak sepenuhnya memahami hikmah yang mendasarinya.

Ibn Taymiyyah menyatakan bahwa mencium Batu itu seperti memberikan baiat kesetiaan kepada Allah, karena itu adalah tempat di mana perjanjian primordial umat manusia diambil.

Keputusan Hukum dan Alternatif

Keputusan tentang mencium Batu Hitam adalah Sunnah, bukan wajib. Jika seseorang tidak dapat menciumnya karena kerumunan, mereka dapat menyentuhnya dengan tangan atau tongkat dan kemudian mencium apa yang menyentuh Batu. Jika bahkan itu tidak mungkin, mereka dapat sekadar menunjuk ke arahnya sambil mengucapkan "Allahu Akbar" di awal setiap putaran tawaf.