حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا وَرْقَاءُ، أَخْبَرَنَا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ ـ رضى الله عنه ـ قَبَّلَ الْحَجَرَ وَقَالَ لَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Az-Zubair bin 'Arabi

Seorang pria bertanya kepada Ibnu 'Umar tentang sentuhan Batu Hitam. Ibnu 'Umar berkata, "Aku melihat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menyentuh dan menciumnya." Penanya berkata, "Tetapi jika ada kerumunan (banyak terburu-buru) di sekitar Ka'bah dan orang-orang mengalahkan saya, (apa yang akan saya lakukan?)" Dia menjawab dengan marah, "Tetaplah di Yaman (karena orang itu berasal dari Yaman). Aku melihat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menyentuh dan menciumnya."

Comment

Komentar Hadis: Keutamaan Menyentuh Batu Hitam

Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari 1611 menunjukkan Sunnah yang mapan dalam menyentuh dan mencium Batu Hitam (al-Hajar al-Aswad) selama Haji dan Umrah. Ibn Umar, yang dikenal karena ketatnya dalam mengikuti tradisi Nabi, dengan tegas mengonfirmasi praktik ini dengan menyatakan bahwa ia menyaksikan Rasulullah melakukan ritual ini sendiri.

Interpretasi Ilmiah

Batu Hitam dianggap sebagai tangan kanan Allah di bumi, melalui mana orang beriman mengikrarkan perjanjian mereka dengan Tuhan mereka. Menyentuhnya melambangkan memperbarui iman seseorang dan mencari pengampunan atas dosa-dosa.

Pengulangan Ibn Umar "Saya melihat Rasulullah menyentuh dan menciumnya" menekankan pentingnya mengikuti contoh Nabi persis seperti yang ditunjukkannya, tanpa perubahan atau alasan.

Keputusan Praktis dalam Kondisi Ramai

Ketika penanya mengangkat kekhawatiran tentang kepadatan, respons tegas Ibn Umar menunjukkan bahwa kesulitan dalam melakukan ritual tidak membenarkan meninggalkan Sunnah. Para ulama menjelaskan bahwa jika seseorang tidak dapat mencium Batu secara langsung, mereka harus menyentuhnya dengan tangan atau tongkat dan kemudian mencium apa yang menyentuhnya.

Jika bahkan menyentuh tidak mungkin karena kerumunan, seseorang harus menghadap Batu dan mengucapkan takbir (mengatakan "Allahu Akbar") sambil menunjuk ke arahnya, sehingga memenuhi semangat ritual sesuai dengan kemampuan seseorang.

Signifikansi Spiritual

Hadis ini mengajarkan bahwa tindakan ibadah harus dilakukan sesuai dengan contoh Kenabian, bukan berdasarkan kenyamanan pribadi. Batu Hitam akan bersaksi bagi mereka yang menyentuhnya dengan tulus pada Hari Kiamat, menjadikan ritual ini sebagai hubungan fisik dan spiritual dengan warisan Nabi Muhammad dan rumah kuno Allah.