حَدَّثَنِي مَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ، وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ، وَيُكَذِّبُهُ ‏"‏‏.‏ وَقَالَ شَبَابَةُ حَدَّثَنَا وَرْقَاءُ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas

Saya tidak melihat sesuatu yang menyerupai dosa kecil seperti apa yang dikatakan Abu Huraira dari Nabi, yang berkata, “Allah telah menulis untuk anak Adam bagian yang tak terhindarkan dari perzinahan apakah dia sadar atau tidak: Zina mata adalah melihat (sesuatu yang berdosa untuk dilihat), dan perzinahan lidah adalah mengucapkan (apa yang haram untuk diucapkan), dan hati hati ingin dan keinginan dan keinginan batin karena (perzinahan) dan bagian pribadi mengubahnya menjadi kenyataan atau menahan diri untuk tidak tunduk pada godaan.”

Comment

Kehendak Ilahi (Al-Qadar)

Sahih al-Bukhari 6612

Teks Hadis

"Allah telah menuliskan bagi anak Adam bagian zina yang tak terhindarkan, baik dia menyadarinya atau tidak: Zina mata adalah melihat (pada sesuatu yang berdosa untuk dilihat), zina lidah adalah mengucapkan (apa yang tidak halal diucapkan), dan diri dalam menginginkan dan mendambakan (zina), serta anggota badan pribadi mewujudkannya atau menahan diri dari menyerah pada godaan."

Komentar Ilmiah

Hadis yang mendalam dari Sahih al-Bukhari ini menerangi sifat komprehensif dari ketetapan ilahi (qadar) dan gradasi halus dosa. Ketika Nabi menyatakan bahwa Allah telah "menuliskan" bagian zina setiap orang, dia merujuk pada pengetahuan abadi Allah yang mencakup semua tindakan manusia dalam kehendak ilahi-Nya.

Kategorisasi menjadi "zina mata, lidah, dan hati" menunjukkan bahwa dosa muncul pada tingkat niat dan tindakan yang berbeda. Zina mata terjadi melalui pandangan yang tidak sah, zina lidah melalui ucapan yang tidak pantas, sementara zina hati melibatkan keinginan terlarang. Perbedaan terakhir antara anggota badan pribadi "mewujudkannya atau menahan diri" memisahkan sekadar godaan dari dosa sebenarnya - yang pertama dapat diampuni jika dilawan, yang terakhir memerlukan pertobatan.

Ajaran ini berfungsi sebagai pengingat spiritual yang mendalam bahwa kesalehan sejati melibatkan menjaga semua kemampuan - visual, verbal, dan internal - dari melanggar batas-batas Allah, sambil mengakui bahwa sekadar godaan, jika dilawan, tidak membentuk dosa.