حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ الإِيمَانِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan 'Abdullah (bin 'Umar)

Suatu ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melewati seorang Ansari (manusia) yang sedang menegur saudaranya tentang Haya'. Atas hal itu Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Tinggalkan dia karena Haya' adalah bagian dari iman." (Lihat Hadits 9)

Comment

Teks & Konteks Hadis

"Suatu kali Rasulullah (ﷺ) melewati seorang Anshar (pria) yang sedang menasihati saudaranya mengenai Haya'. Atas itu, Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Biarkan dia karena Haya' adalah bagian dari iman.' (Sahih al-Bukhari 24)"

Analisis Leksikal

Istilah "Haya'" secara linguistik menunjukkan kesopanan, rasa malu, dan rasa malu yang mencegah seseorang melakukan perbuatan tidak senonoh. Ini adalah kebajikan komprehensif yang mencakup kesadaran batin dan perilaku lahir.

Komentar Ulama

Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa Nabi (ﷺ) turun tangan karena penasihat itu mengkritik apa yang sebenarnya adalah kebajikan. Haya' memperkuat iman dengan menahan seseorang dari ketidaktaatan dan mendorong perilaku benar.

Al-Qurtubi mencatat bahwa Haya' muncul dalam tiga bentuk: terhadap Allah (kesadaran akan pengamatan-Nya), terhadap orang lain (mempertahankan perilaku sosial yang tepat), dan terhadap diri sendiri (menjaga martabat pribadi).

Hubungan dengan Iman

Hadis ini menetapkan Haya' sebagai cabang penting dari iman. Imam al-Nawawi menyatakan bahwa seperti bangunan memerlukan pilar, iman memerlukan komponen - dan Haya' adalah di antara konstituennya yang paling mulia yang melestarikan integritas keyakinan seseorang.

Hubungannya mendalam: iman sejati menghasilkan kesadaran moral, yang pada gilirannya melindungi dan meningkatkan iman yang sama - menciptakan siklus kebajikan perkembangan spiritual.

Implikasi Praktis

Ulama menyimpulkan bahwa membudayakan Haya' adalah wajib, karena melindungi seseorang dari dosa. Namun, mereka membedakan antara Haya' yang terpuji (mencegah kejahatan) dan rasa malu yang tercela (mencegah perbuatan baik atau mencari ilmu).

Ajaran ini mengingatkan kita untuk menghargai kesopanan pada orang lain daripada mengkritiknya, dan untuk mengenali bahwa manifestasi eksternal iman sering menunjukkan keadaan spiritual internal.