Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Barangsiapa berpuasa selama bulan Ramadhan karena iman yang tulus, dan berharap untuk mendapatkan pahala Allah, maka segala dosa masa lalunya akan diampuni."
Teks Hadis
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman yang tulus, dan mengharapkan pahala dari Allah, maka semua dosa-dosanya yang lalu akan diampuni."
Referensi Sumber
Kitab: Iman
Pengarang: Sahih al-Bukhari
Hadis: Sahih al-Bukhari 38
Komentar tentang Syarat-Syarat Pengampunan
Nabi (ﷺ) menetapkan tiga syarat penting untuk pengampunan dosa-dosa yang lalu melalui puasa Ramadan: Pertama, puasa harus mencakup seluruh bulan Ramadan. Kedua, puasa harus dilakukan dengan "iman yang tulus" (imanan), artinya seseorang harus percaya pada kewajiban puasa sebagai perintah ilahi dan melakukannya dengan niat yang benar. Ketiga, seseorang harus berpuasa "mengharapkan pahala dari Allah" (ihtisaban), hanya mencari keridhaan Allah tanpa pamer atau motif duniawi.
Interpretasi Ulama
Ulama klasik menjelaskan bahwa "semua dosa-dosanya yang lalu akan diampuni" merujuk secara khusus pada dosa-dosa kecil, karena dosa besar memerlukan tobat yang tulus. Kombinasi iman dan harapan yang tulus akan pahala menunjukkan ketundukan total pada perintah Allah. Hadis ini menggambarkan rahmat besar yang Allah berikan kepada orang-orang beriman yang memenuhi rukun Islam ini dengan kesadaran spiritual yang tepat.
Signifikansi Spiritual
Janji pengampunan ini berfungsi sebagai dorongan yang sangat besar bagi orang beriman untuk terlibat dalam Ramadan dengan semangat spiritual. Ini menekankan bahwa ibadah Islam melampaui pantangan fisik belaka, memerlukan keyakinan batin dan niat murni. Sifat komprehensif dari pengampunan ini menunjukkan rahmat Allah yang tak terbatas dan status tinggi Ramadan dalam spiritualitas Islam.