حَدَّثَنَا ابْنُ سَلاَمٍ، قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Barangsiapa berpuasa selama bulan Ramadhan karena iman yang tulus, dan berharap untuk mendapatkan pahala Allah, maka segala dosa masa lalunya akan diampuni."

Comment

Teks Hadis

Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman yang tulus, dan mengharapkan pahala dari Allah, maka semua dosa-dosanya yang lalu akan diampuni."

Referensi Sumber

Kitab: Iman

Pengarang: Sahih al-Bukhari

Hadis: Sahih al-Bukhari 38

Komentar tentang Syarat-Syarat Pengampunan

Nabi (ﷺ) menetapkan tiga syarat penting untuk pengampunan dosa-dosa yang lalu melalui puasa Ramadan: Pertama, puasa harus mencakup seluruh bulan Ramadan. Kedua, puasa harus dilakukan dengan "iman yang tulus" (imanan), artinya seseorang harus percaya pada kewajiban puasa sebagai perintah ilahi dan melakukannya dengan niat yang benar. Ketiga, seseorang harus berpuasa "mengharapkan pahala dari Allah" (ihtisaban), hanya mencari keridhaan Allah tanpa pamer atau motif duniawi.

Interpretasi Ulama

Ulama klasik menjelaskan bahwa "semua dosa-dosanya yang lalu akan diampuni" merujuk secara khusus pada dosa-dosa kecil, karena dosa besar memerlukan tobat yang tulus. Kombinasi iman dan harapan yang tulus akan pahala menunjukkan ketundukan total pada perintah Allah. Hadis ini menggambarkan rahmat besar yang Allah berikan kepada orang-orang beriman yang memenuhi rukun Islam ini dengan kesadaran spiritual yang tepat.

Signifikansi Spiritual

Janji pengampunan ini berfungsi sebagai dorongan yang sangat besar bagi orang beriman untuk terlibat dalam Ramadan dengan semangat spiritual. Ini menekankan bahwa ibadah Islam melampaui pantangan fisik belaka, memerlukan keyakinan batin dan niat murni. Sifat komprehensif dari pengampunan ini menunjukkan rahmat Allah yang tak terbatas dan status tinggi Ramadan dalam spiritualitas Islam.