حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلاَمِ بْنُ مُطَهَّرٍ، قَالَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ مَعْنِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْغِفَارِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Agama itu sangat mudah dan siapa pun yang membebani dirinya dalam agamanya tidak akan dapat melanjutkan dengan cara itu. Jadi Anda tidak boleh menjadi ekstremis, tetapi cobalah untuk mendekati kesempurnaan dan menerima kabar baik bahwa Anda akan dihargai; dan memperoleh kekuatan dengan beribadah di pagi hari, sore hari, dan pada jam-jam terakhir malam." (Lihat Fath-ul-Bari, halaman 102, vol 1).

Comment

Teks & Referensi Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Agama sangat mudah dan siapa pun yang membebani dirinya dalam agamanya tidak akan mampu melanjutkan dengan cara itu. Jadi, janganlah kalian menjadi ekstremis, tetapi berusahalah mendekati kesempurnaan dan terimalah kabar gembira bahwa kalian akan diberi pahala; dan peroleh kekuatan dengan beribadah di pagi hari, sore hari, dan pada jam-jam terakhir malam."

Kitab: Iman | Penulis: Sahih al-Bukhari | Referensi: Sahih al-Bukhari 39

Komentar tentang Kemudahan dalam Agama

Hadis mulia ini menetapkan prinsip dasar hukum Islam: penghapusan kesulitan dan pemberian kemudahan bagi orang-orang beriman. Syariah tidak dimaksudkan untuk menjadi beban yang menyebabkan kelelahan dan ketidakmampuan untuk melanjutkan. Frasa "membebani dirinya" merujuk pada mereka yang melampaui batas yang ditetapkan Allah melalui keketatan berlebihan dan kesulitan yang dipaksakan sendiri yang tidak diwajibkan oleh agama.

Nabi (ﷺ) secara eksplisit melarang ekstremisme (ghuluww), yaitu melampaui jalan moderat yang ditetapkan Allah. Ini mencakup baik kelalaian maupun keketatan berlebihan. Jalan yang benar terletak pada pengabdian seimbang yang konsisten dan berkelanjutan.

Jalan Keunggulan Moderat

"Berusahalah mendekati kesempurnaan" tidak berarti membebani diri dengan amalan sunnah hingga kelelahan. Sebaliknya, itu berarti menyempurnakan amalan wajib (fara'id) dan secara konsisten melakukan amalan yang dianjurkan (nawafil) dalam kapasitas seseorang. "Kabar gembira" merujuk pada janji ilahi pahala bagi mereka yang mengikuti jalan seimbang ini tanpa menyebabkan bahaya pada diri mereka sendiri.

Penyebutan waktu-waktu spesifik untuk ibadah - pagi, sore, dan jam-jam terakhir malam - menunjukkan kebijaksanaan dalam mendistribusikan amalan ibadah sepanjang siang dan malam. Ini mencegah kelelahan spiritual dan mempertahankan koneksi konstan dengan Allah. Shalat pagi mencakup Fajr dan Duha, sore mencakup Zuhr dan 'Asr, dan malam mencakup Maghrib, 'Isha', dan Tahajjud.

Aplikasi Praktis

Ajaran ini memperingatkan terhadap inovasi menciptakan praktik agama baru yang tidak diundangkan Allah. Orang beriman harus mengikuti Sunnah secara lengkap tanpa menambah atau mengurangi. Kekuatan yang disebutkan berasal dari vitalitas spiritual yang dicapai melalui ibadah moderat yang konsisten, bukan ledakan sporadis pengabdian ekstrem yang diikuti pengabaian berkepanjangan.

Para ulama telah menyimpulkan dari hadis ini bahwa amalan ibadah harus dilakukan dengan konsistensi, meskipun kecil, daripada amalan besar tetapi jarang yang menyebabkan kelelahan. Inilah inti pernyataan 'A'isyah (semoga Allah meridainya) bahwa praktik rutin Nabi, yang paling dia cintai, adalah yang dapat dilakukan secara konsisten.