Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Jika seseorang memeluk Islam dengan tulus, maka Allah akan mengampuni segala dosanya di masa lalu, dan setelah itu dimulai penyelesaian pertanggungjawaban, pahala dari perbuatan baiknya akan sepuluh kali hingga tujuh ratus kali untuk setiap perbuatan baik dan satu perbuatan jahat akan dicatat sebagaimana adanya kecuali Allah mengampuninya."
Hadis tentang Konversi yang Tulus
Diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri: Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Jika seseorang memeluk Islam dengan tulus, maka Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya yang lalu, dan setelah itu dimulai penyelesaian perhitungan, pahala perbuatan baiknya akan sepuluh kali hingga tujuh ratus kali untuk setiap perbuatan baik dan satu perbuatan jahat akan dicatat sebagaimana adanya kecuali Allah mengampuninya." (Sahih al-Bukhari 41)
Komentar tentang Rahmat Ilahi
Hadis mulia ini menetapkan rahmat Allah yang komprehensif terhadap mereka yang memeluk Islam dengan niat tulus. Pengampunan lengkap atas dosa-dosa sebelumnya menunjukkan rahmat Allah yang tak terbatas, membersihkan catatan spiritual seseorang.
Penggandaan pahala untuk perbuatan baik - dari sepuluh kali hingga tujuh ratus kali - mencerminkan sifat Allah yang murah hati dan keinginan-Nya untuk mengangkat derajat spiritual orang beriman. Penggandaan ini berfungsi sebagai dorongan untuk tindakan yang benar.
Prinsip Keadilan dan Rahmat
Pencatatan perbuatan jahat "sebagaimana adanya" tanpa penggandaan mempertahankan keadilan ilahi sambil melestarikan kemungkinan pengampunan. Keseimbangan antara keadilan dan rahmat ini menjadi ciri ajaran Islam.
Syarat "penerimaan yang tulus" menekankan pentingnya niat murni (niyyah) dalam ibadah dan konversi Islam, menjadikan keyakinan internal sebagai dasar bagi deklarasi eksternal.
Wawasan Ilmiah
Ulama klasik mencatat bahwa hadis ini berlaku untuk Muslim baru dan mereka yang kembali ke praktik yang tulus setelah kelalaian. "Penyelesaian perhitungan" dimulai dari saat komitmen yang sejati.
Tingkat variasi penggandaan pahala bergantung pada faktor-faktor seperti ketulusan, keadaan, dan pentingnya perbuatan, dengan pahala yang lebih besar untuk tindakan ibadah yang lebih signifikan yang dilakukan dalam kondisi sulit.