حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ، يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ الْحَلاَلُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيِنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ‏.‏ أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ‏.‏ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan An-Nu'man bin Bashir

Saya mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berkata, 'Baik hal-hal yang legal maupun ilegal adalah nyata tetapi di antara mereka ada hal-hal yang meragukan (mencurigakan) dan sebagian besar orang tidak memiliki pengetahuan tentang mereka. Jadi siapa pun yang menyelamatkan dirinya dari hal-hal yang mencurigakan ini menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terlibat dalam hal-hal yang mencurigakan ini adalah seperti gembala yang merumput (binatangnya) di dekat Hima (padang rumput pribadi) orang lain dan setiap saat dia dapat masuk ke dalamnya. (Wahai orang!) Waspadalah terhadap! Setiap raja memiliki Hima dan Hima Allah di bumi adalah hal-hal haram (terlarang). Waspadalah terhadap! Ada sepotong daging di dalam tubuh, jika menjadi baik (direformasi), seluruh tubuh menjadi baik, tetapi jika rusak, seluruh tubuh menjadi rusak, dan itulah hati.

Comment

Tiga Alam Tindakan

Nabi ﷺ membagi tindakan manusia menjadi tiga kategori: yang jelas halal (halal), yang jelas haram (haram), dan hal-hal yang meragukan (shubuhāt) yang terletak di antaranya. Klasifikasi ini berfungsi sebagai rahmat ilahi, membimbing orang beriman menjauhi potensi bahaya spiritual.

Sebagian besar orang tidak memiliki pengetahuan yang tepat mengenai hal-hal yang meragukan ini, sehingga sangat penting bagi pencari keselamatan untuk berhati-hati dan menghindarinya sepenuhnya untuk melestarikan agama dan kehormatan.

Analogi Penggembala

Siapa pun yang terlibat dalam hal-hal yang meragukan disamakan dengan seorang penggembala yang menggembalakan kawanannya di dekat padang rumput yang dilindungi (Hima). Meskipun awalnya berada di luar area terlarang, kedekatannya menciptakan risiko terus-menerus untuk melanggar. Demikian pula, terlibat dalam hal-hal yang meragukan pasti mengarah pada melakukan larangan yang jelas.

Sama seperti setiap raja dunia memiliki domain yang dilindungi, domain yang dilindungi Allah di Bumi adalah hal-hal yang Dia larang. Analogi ini menekankan kesucian batasan ilahi dan konsekuensi dari pelanggarannya.

Pentingnya Utama Hati

Bagian akhir hadis ini mengarahkan perhatian pada inti spiritual manusia - hati (qalb). Nabi ﷺ mengidentifikasinya sebagai organ penentu yang menentukan keadaan akhir seseorang.

Ketika hati menjadi benar dengan menghindari hal-hal yang meragukan dan mengejar kesalehan, seluruh tubuh mengikuti dalam kebenaran. Sebaliknya, ketika hati menjadi rusak, semua tindakan tubuh menjadi rusak. Ini menetapkan pemurnian hati sebagai fondasi dari semua praktik keagamaan.

Implikasi Praktis

Para ulama menyimpulkan dari hadis ini kewajiban untuk meninggalkan hal-hal yang meragukan demi kehati-hatian terhadap agama seseorang. Ini memerlukan pengembangan diskriminasi melalui mencari ilmu dan berkonsultasi dengan ulama.

Pelestarian kehormatan datang tidak hanya dari menghindari dosa yang jelas tetapi juga dari menjauhi situasi yang dapat menimbulkan kecurigaan atau merusak reputasi seseorang di antara orang-orang.

Pemeriksaan hati yang terus-menerus menjadi wajib, karena kesejahteraan spiritual sepenuhnya bergantung pada kondisinya. Orang beriman harus terus-menerus memeliharanya melalui mengingat Allah, bertobat, dan menghindari hal-hal yang meragukan.