حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Nabi (ﷺ) bersabda, "Waktu tidak akan ditetapkan sampai seseorang melewati kuburan seseorang dan berkata, 'Seandainya aku berada di tempatnya.' "

Comment

Bencana dan Akhir Dunia

Sahih al-Bukhari 7115

Teks Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi hingga seseorang melewati kuburan seseorang dan berkata, 'Seandainya aku berada di tempatnya.'"

Komentar tentang Makna

Hadis yang mendalam ini menggambarkan salah satu tanda kecil Kiamat, yang menunjukkan beratnya cobaan yang akan menimpa umat manusia sebelum Hari Pengadilan. Pernyataan ini mencerminkan kesulitan dan penderitaan ekstrem dalam kehidupan duniawi sehingga seseorang yang hidup lebih memilih kematian dan penguburan daripada terus menanggung cobaan eksistensi.

Kondisi ini muncul ketika bencana menjadi begitu luar biasa sehingga kematian tampak sebagai kelegaan dari penderitaan. Para ulama menjelaskan bahwa ini terjadi selama periode fitnah (cobaan) yang intens di mana keamanan lenyap, penindasan berkuasa, dan kehidupan menjadi tak tertahankan karena perang, kelaparan, atau tirani.

Konteks Sejarah dan Interpretasi

Komentator klasik seperti Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa ini menggambarkan pembalikan total naluri manusia alami, di mana yang hidup iri pada yang mati. Biasanya, manusia takut akan kematian dan menghargai kehidupan, tetapi dalam kondisi ekstrem, tatanan alami ini terbalik.

Nubuat ini telah sebagian disaksikan dalam berbagai periode sejarah yang penuh gejolak, seperti selama wabah, invasi, dan perang saudara. Namun, manifestasi lengkapnya tetap berada di antara tanda-tanda yang mendahului Kiamat akhir.

Pelajaran Spiritual

Hadis ini berfungsi sebagai peringatan keras tentang konsekuensi korupsi sosial dan pengabaian bimbingan Ilahi. Ini mengingatkan orang beriman untuk menjaga kesabaran selama cobaan dan mencari perlindungan dari cobaan berat seperti itu melalui iman yang tulus dan perbuatan baik.

Riwayat ini juga menekankan pentingnya menghargai berkah Allah selama masa kemudahan dan mempersiapkan diri untuk kesulitan melalui penguatan spiritual dan solidaritas komunitas.