Nabi ( ﷺ ) bersabda kepada para sahabat, "Apakah salah seorang di antara kalian merasa berat untuk membaca sepertiga Al-Qur'an dalam semalam?" Usul itu sulit bagi mereka, maka mereka berkata, "Siapakah di antara kami yang mampu melakukannya, wahai Rasulullah ( ﷺ )?" Rasulullah menjawab, "Allah Maha Esa, Tuhan yang Maha Kaya, yang dibutuhkan oleh semua makhluk." (QS. Al-Ikhlas 112.1--sampai akhir) sama dengan sepertiga Al-Qur'an."
Keutamaan Al-Qur'an - Sahih al-Bukhari 5015
Pernyataan Nabi mengenai Surah Al-Ikhlas yang setara dengan sepertiga Al-Qur'an menunjukkan bobot teologis yang mendalam dari isi bab ini. Hadis ini menetapkan bahwa penegasan Keesaan Mutlak Allah (Tauhid) merupakan sepertiga fondasi dari keyakinan Islam.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik menjelaskan bahwa Al-Qur'an terdiri dari tiga tema esensial: Tauhid (Keesaan Ilahi), Ahkam (Keputusan Hukum), dan Qasas (Kisah-kisah). Surah Al-Ikhlas secara komprehensif membahas tema pertama dengan menegaskan sifat-sifat unik Allah - Kecukupan-Nya sendiri, sifat kekal, dan ketidakbandingan.
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat dalam Fath al-Bari bahwa kesetaraan ini baik dalam pahala maupun bobot spiritual, bukan dalam panjang fisik. Sifat bab yang ringkas namun komprehensif membuatnya mudah diakses untuk pembacaan malam sambil membawa manfaat spiritual yang besar.
Al-Qurtubi menekankan bahwa pertanyaan retoris Nabi bertujuan untuk menyoroti aksesibilitas pahala besar melalui tindakan ibadah yang relatif mudah, mendorong konsistensi dalam pengabdian tanpa membebani para mukmin.
Implikasi Praktis
Ajaran ini mendorong umat Islam untuk sering membaca Surah Al-Ikhlas dalam shalat malam (Tahajjud) dan zikir harian, memahami nilai spiritualnya yang luar biasa setara dengan membaca sepertiga dari seluruh Al-Qur'an.
Hadis ini juga mengajarkan tentang membuat ibadah dapat dikelola dan diakses, mencerminkan prinsip kemudahan Islam dalam praktik keagamaan sambil mempertahankan pencarian keunggulan dalam pengabdian.