حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ، قَالَ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، قَالَ حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ أَقْرَأَنِي جِبْرِيلُ عَلَى حَرْفٍ فَرَاجَعْتُهُ، فَلَمْ أَزَلْ أَسْتَزِيدُهُ وَيَزِيدُنِي حَتَّى انْتَهَى إِلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab

Saya mendengar Hisham bin Hakim membaca Surat Al-Furqan pada masa hidup Rasulullah ( ﷺ ) dan saya mendengarkan bacaannya dan memperhatikan bahwa ia membacanya dengan beberapa cara yang berbeda yang tidak diajarkan oleh Rasulullah ( ﷺ ) kepada saya. Saya hendak melompatinya ketika ia sedang shalat, tetapi saya mengendalikan amarah saya, dan ketika ia telah menyelesaikan shalatnya, saya mengalungkan pakaian atasnya di lehernya dan mencengkeramnya dengan pakaian itu dan berkata, "Siapa yang mengajarimu surat ini yang kudengar kau baca?" Ia menjawab, "Rasulullah ( ﷺ ) yang mengajarkannya kepadaku." Saya berkata, "Kau telah berdusta, karena Rasulullah ( ﷺ ) telah mengajarkannya kepadaku dengan cara yang berbeda dari caramu." Jadi saya menyeretnya ke Rasulullah ( ﷺ ) dan berkata (kepada Rasulullah ( ﷺ )), "Saya mendengar orang ini membaca Surat Al-Furqan dengan cara yang tidak kau ajarkan kepadaku!" Atas hal itu Rasulullah bersabda, "Lepaskan dia (Umar)! Bacalah, hai Hisyam!" Kemudian dia membaca dengan cara yang sama seperti yang kudengar dia baca. Kemudian Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Al-Qur'an diturunkan dengan cara ini," dan menambahkan, "Bacalah, hai Umar!" Aku membacanya sebagaimana yang diajarkannya kepadaku. Rasulullah ( ﷺ ) kemudian bersabda, "Al-Qur'an diturunkan dengan cara ini. Al-Qur'an ini telah diturunkan untuk dibaca dengan tujuh cara yang berbeda, maka bacalah dengan cara mana pun yang lebih mudah bagimu (atau bacalah sebanyak yang mudah bagimu).

Comment

Keutamaan Al-Qur'an - Sahih al-Bukhari 4992

Riwayat ini dari Umar ibn al-Khattab menunjukkan hikmah ilahi di balik tujuh ahruf (cara) pembacaan Al-Qur'an, menunjukkan rahmat Allah dalam mengakomodasi dialek Arab yang berbeda di antara Muslim awal.

Komentar Ilmiah tentang Tujuh Ahruf

Tujuh cara ini merujuk pada variasi yang diizinkan dalam pembacaan yang mempertahankan makna Al-Qur'an sambil mengakomodasi perbedaan linguistik di antara suku-suku Arab. Variasi ini dapat mencakup sinonim, bentuk tata bahasa, atau perbedaan pengucapan.

Rasulullah ﷺ mengonfirmasi kedua bacaan sebagai valid, menunjukkan bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan fleksibilitas untuk memudahkan penghafalan dan pembacaan bagi komunitas yang beragam sambil mempertahankan asal-usul dan makna ilahinya.

Implikasi Hukum dan Teologis

Hadis ini menetapkan keizinan qira'at (bacaan) yang berbeda yang ditransmisikan secara otentik melalui rantai yang dapat diandalkan. Ini melarang menuduh orang lain salah ketika bacaan mereka berbeda dari yang telah dipelajari, asalkan keduanya berasal dari transmisi otentik.

Insiden ini mengajarkan Muslim untuk menghadapi perbedaan dengan pengetahuan dan kerendahan hati daripada terburu-buru dalam penghakiman, karena Umar awalnya bermaksud menghadapi Hisham selama sholat tetapi dengan bijak menunggu sampai selesai.

Aplikasi Praktis untuk Pembaca

Muslim dapat belajar dan membaca sesuai dengan qira'ah otentik apa pun tanpa menganggap yang lain salah. Prinsip "bacalah mana yang lebih mudah" menunjukkan fasilitasi Islam dan penghapusan kesulitan dalam ibadah sambil mempertahankan integritas teks melalui rantai transmisi yang mapan.