Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Aku memiliki lima nama: aku Muhammad dan Ahmad; Aku adalah Al-Mahi yang melaluinya Allah akan menghilangkan perselingkuhan; Aku adalah Al-Hashir yang akan menjadi orang pertama yang dibangkitkan, orang-orang dibangkitkan di sana setelahnya; dan aku juga Al-'Aqib (yaitu tidak akan ada nabi setelah aku).
Eksgesis Lima Nama Nabi (ﷺ)
Hadis mulia dari Sahih al-Bukhari 3532 mengungkap lima nama berkah dari Utusan Terakhir, masing-masing membawa makna spiritual yang mendalam dan hikmah ilahi.
Muhammad dan Ahmad
Muhammad berarti "yang terpuji" - dia yang sangat dipuji di dunia ini dan di Akhirat. Ahmad berarti "yang paling terpuji" - menunjukkan kedudukannya yang tertinggi sebagai yang paling layak dipuji di hadapan Allah.
Para ulama mencatat bahwa Muhammad merujuk pada pujian duniawinya sementara Ahmad merujuk pada pujian surgawinya, khususnya perannya sebagai pendoa syafaat pada Hari Kiamat.
Al-Mahi
"Sang Penghapus" - melalui siapa Allah menghapuskan kekafiran (kufr). Nama ini menandakan kemenangan akhir Islam atas kemusyrikan dan penghapusan total penyembahan berhala dari Arab selama hidupnya.
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa penghapusan ini terjadi baik secara harfiah melalui penaklukan maupun secara spiritual melalui bimbingan.
Al-Hashir
"Sang Pengumpul" - umat manusia akan dibangkitkan di kakinya pada Hari Kiamat. Dia adalah yang pertama muncul dari kubur, dan semua ciptaan akan dikumpulkan mengikuti kebangkitannya.
Nama ini menekankan kepemimpinannya atas seluruh umat manusia di Akhirat, sama seperti dia adalah pemandu mereka di dunia ini.
Al-Aqib
"Yang Terakhir" - tidak ada nabi yang akan datang setelahnya, menjadikannya penutup terakhir kenabian. Nama ini mengonfirmasi penyempurnaan wahyu ilahi dan kesempurnaan agama Allah melalui dirinya.
Al-Qurtubi menyatakan bahwa nama ini mengandung kabar gembira terbesar bagi umatnya, karena menandakan keabsahan pesannya yang abadi hingga Hari Kiamat tiba.