حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ، حَدَّثَنَا سَلِيمٌ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مِينَاءَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ مَثَلِي وَمَثَلُ الأَنْبِيَاءِ كَرَجُلٍ بَنَى دَارًا فَأَكْمَلَهَا وَأَحْسَنَهَا، إِلاَّ مَوْضِعَ لَبِنَةٍ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَدْخُلُونَهَا وَيَتَعَجَّبُونَ، وَيَقُولُونَ لَوْلاَ مَوْضِعُ اللَّبِنَةِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Persamaanku dibandingkan dengan nabi-nabi lain sebelum aku, adalah orang yang telah membangun rumah dengan indah dan indah, kecuali tempat satu batu bata di sudut. Orang-orang pergi ke sana dan bertanya-tanya akan keindahannya, tetapi berkata: 'Apakah batu bata ini akan diletakkan di tempatnya!' Jadi aku adalah batu bata itu, dan aku adalah yang terakhir dari para Nabi."

Comment

Komentar Hadis: Batu Bata Terakhir Kenabian

Narasi mendalam dari Sahih al-Bukhari (3535) ini menyajikan posisi unik Rasulullah (ﷺ) dalam rantai kenabian melalui metafora arsitektur yang elegan.

Rumah Kenabian

"Rumah" mewakili struktur lengkap bimbingan ilahi yang dibangun melalui semua nabi sebelumnya - dari Adam hingga Isa. Setiap nabi berkontribusi pada bangunan spiritual ini, membangun di atas fondasi yang diletakkan oleh pendahulu mereka.

Kesempurnaan dan keindahan rumah ini menandakan sifat komprehensif wahyu ilahi sepanjang sejarah, dengan setiap nabi memenuhi kebutuhan komunitas spesifik mereka sambil mempertahankan kesatuan esensial monoteisme.

Batu Bata yang Hilang

Batu bata tunggal yang hilang mewakili elemen terakhir dan penyempurna kenabian. Meskipun strukturnya megah dan fungsional, itu tetap tidak lengkap tanpa komponen penting ini.

Ini menggambarkan bagaimana misi kenabian sebelumnya, meskipun lengkap untuk waktu dan umat mereka, secara kolektif menunjuk pada pesan akhir dan universal yang akan menyempurnakan dan mengunci wahyu ilahi.

Penutup Para Nabi

Dengan mengidentifikasi dirinya sebagai batu bata terakhir itu, Nabi (ﷺ) menekankan perannya sebagai Khatam an-Nabiyyin (Penutup Para Nabi). Misi-Nya tidak meniadakan wahyu sebelumnya tetapi menyempurnakan dan melengkapinya.

Metafora ini dengan indah menyampaikan bahwa Islam tidak membatalkan agama-agama sebelumnya tetapi memenuhi dan menyempurnakannya, seperti batu bata terakhir yang membuat seluruh struktur sempurna dan lengkap.

Wawasan Ilmiah

Komentator klasik mencatat bahwa hadis ini menetapkan finalitas kenabian dengan Muhammad (ﷺ) sambil mengakui keabsahan misi kenabian sebelumnya.

Gambaran ini juga menunjukkan bahwa seperti halnya sebuah bangunan tidak dapat berdiri tanpa batu bata terakhirnya, bimbingan spiritual bagi umat manusia tidak dapat lengkap tanpa pesan yang dibawa oleh Rasul terakhir.