حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ الْحَارِثِ، قَالَ صَلَّى أَبُو بَكْرٍ ـ رضى الله عنه ـ الْعَصْرَ، ثُمَّ خَرَجَ يَمْشِي فَرَأَى الْحَسَنَ يَلْعَبُ مَعَ الصِّبْيَانِ، فَحَمَلَهُ عَلَى عَاتِقِهِ وَقَالَ بِأَبِي شَبِيهٌ بِالنَّبِيِّ لاَ شَبِيهٌ بِعَلِيٍّ. وَعَلِيٌّ يَضْحَكُ.
Terjemahan
Diriwayatkan 'Abdullah bin Ka'b
Saya mendengar Ka'b bin Malik berbicara setelah kegagalannya untuk bergabung dengan (Ghazwa dari) Tabuk. Dia berkata, "Ketika aku menyapa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) yang wajahnya berkilauan dengan kebahagiaan, karena setiap kali Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bahagia, wajahnya biasa berkilauan, seolah-olah itu adalah sepotong bulan, dan kami biasa mengenalinya (yaitu kebahagiaannya) dari wajahnya."