Saya mendengar Anas bin Malik menceritakan kepada kami tentang malam ketika Nabi (صلى الله عليه وسلم) diminta untuk melakukan perjalanan dari Masjid Ka'bah. Tiga orang (yaitu malaikat) datang kepada Nabi (صلى الله عليه وسلم) sebelum dia diilhami secara ilahi adalah seorang Rasul), ketika dia sedang tidur di Al Masjid-ul-Haram. Yang pertama (dari tiga malaikat) berkata, "Siapakah di antara mereka dia?" Yang kedua berkata, "Dia adalah yang terbaik dari mereka." Hanya itu yang terjadi saat itu, dan dia tidak melihat mereka sampai mereka datang di malam lain dan dia melihat kehadiran mereka dengan hatinya, karena mata Nabi (صلى الله عليه وسلم) tertutup ketika dia tertidur, tetapi hatinya tidak tertidur (bukan tidak sadarkan diri). Ini adalah karakteristik dari semua nabi: Mata mereka tidur tetapi hati mereka tidak tidur. Kemudian Jibril mengambil alih Nabi (صلى الله عليه وسلم) dan naik bersamanya ke Surga.
Kebajikan dan Keutamaan Nabi (saw) dan Para Sahabatnya
Sahih al-Bukhari - Hadis 3570
Perjalanan Malam (Isra) dan Karakteristik Kenabian
Narasi ini menggambarkan dimulainya perjalanan malam ajaib Nabi dari Masjidil Haram di Mekah. Tiga malaikat yang mendekat sedang memeriksa yang terbaik di antara umat manusia, mengonfirmasi status superior Muhammad (saw) bahkan sebelum kenabiannya secara resmi ditetapkan.
Tidur Unik Para Nabi
Perbedaan mendalam dari semua nabi adalah bahwa meskipun mata mereka tidur, hati mereka tetap terjaga dan sadar. Kewaspadaan spiritual ini memungkinkan komunikasi ilahi bahkan selama istirahat fisik, menunjukkan sifat luar biasa dari kesadaran kenabian yang tetap terhubung dengan alam ilahi.
Pengakuan Malaikat dan Pemilihan Ilahi
Pertanyaan para malaikat - "Mana di antara mereka dia?" diikuti dengan "Dia adalah yang terbaik di antara mereka" - menandakan pengetahuan ilahi tentang status terpilih Muhammad (saw). Konfirmasi surgawi ini terjadi sebelum awal resmi wahyu, menunjukkan perannya yang telah ditetapkan sebagai utusan terakhir.
Persepsi Spiritual Melampaui Penglihatan Fisik
Nabi merasakan kehadiran para malaikat dengan hatinya ketika mereka kembali, menggambarkan bahwa persepsi spiritual sejati melampaui penglihatan fisik. Kesadaran berbasis hati ini mewakili bentuk kesadaran tertinggi, memungkinkan pengalaman langsung dari dunia gaib.
Peran Jibril dalam Kenaikan ke Langit
Tanggung jawab khusus Malaikat Jibril dalam menemani Nabi (saw) selama Mi'raj (kenaikan) menyoroti peran uniknya sebagai utusan ilahi yang dipercayakan untuk membimbing para nabi melalui alam spiritual dan menyampaikan wahyu.