Nabi (صلى الله عليه وسلم) pergi dalam salah satu perjalanannya dengan beberapa sahabatnya. Mereka terus berjalan sampai waktu shalat tiba waktunya. Mereka tidak dapat menemukan air untuk berwudhu. Salah satu dari mereka pergi dan membawa sedikit air ke dalam panci. Nabi (صلى الله عليه وسلم) mengambilnya dan berwudhu, lalu mengulurkan keempat jarinya ke panci dan berkata (kepada orang-orang), "Bangunlah untuk berwudhu." Mereka mulai berwudhu sampai mereka semua melakukannya, dan mereka adalah tujuh puluh orang atau lebih.
Kebajikan dan Keutamaan Nabi (saw) dan Para Sahabatnya
Sahih al-Bukhari 3574
Konteks Naratif
Hadis yang diberkati ini menceritakan sebuah perjalanan di mana Nabi Muhammad (ﷺ) dan sekitar tujuh puluh sahabat menghadapi ketidakmurnian ritual tanpa air yang cukup untuk wudhu.
Sifat Mukjizat
Tindakan Nabi meletakkan jari-jari yang diberkati ke dalam pot kecil menunjukkan mukjizat yang jelas (mu'jizah) yang diberikan oleh Allah untuk menegaskan kenabiannya. Air tersebut berlipat ganda cukup untuk semua sahabat melakukan wudhu yang lengkap.
Implikasi Hukum
Para ulama menyimpulkan bahwa air yang disentuh oleh Nabi (ﷺ) tetap murni dan menyucikan. Insiden ini juga menunjukkan kebolehan menggunakan air minimal untuk wudhu ketika diperlukan dan pentingnya menjaga kemurnian ritual selama perjalanan.
Pelajaran Spiritual
Peristiwa ini mengajarkan kepercayaan penuh pada penyediaan Allah melalui Utusan-Nya. Kepatuhan segera para sahabat tanpa bertanya menunjukkan iman yang sempurna. Perbanyakan berkah melalui sentuhan Nabi menggambarkan status khususnya sebagai kekasih Allah.