Suatu kali selama masa hidup Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), orang-orang Madinah menderita kekeringan. Jadi ketika Nabi menyampaikan khotbah pada hari Jumat, seorang pria bangkit berkata, "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Kuda dan domba telah binasa. Maukah Anda memohon kepada Allah untuk memberkati kami dengan hujan?" Nabi (صلى الله عليه وسلم) mengangkat kedua tangannya dan memanggil. Langit saat itu sejernih kaca. Tiba-tiba angin bertiup, mengangkat awan yang berkumpul bersama, dan hujan mulai deras. Kami keluar (dari Masjid) mengarungi air yang mengalir sampai kami tiba di rumah kami. Hujan terus turun sampai hari Jumat berikutnya, ketika orang yang sama atau orang lain berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Rumah-rumah telah runtuh; mohon kepada Allah untuk menahan hujan." Mengenai hal itu Nabi (صلى الله عليه وسلم) tersenyum dan berkata, "Ya Allah, (biarlah hujan) di sekitar kami dan bukan pada kami." Saya kemudian melihat awan untuk melihat mereka terpisah membentuk semacam mahkota di sekitar Madinah.
Kebajikan dan Jasa Nabi (saw) dan Para Sahabatnya
Sahih al-Bukhari - Hadis 3582
Konteks Sejarah
Insiden ini terjadi selama kekeringan parah di Madinah ketika tanaman layu dan ternak mati karena kurangnya hujan, menunjukkan ketergantungan komunitas pada intervensi ilahi selama masa krisis.
Perantaraan Kenabian
Tanggapan langsung Nabi terhadap permintaan menunjukkan perannya sebagai perantara bagi komunitasnya. Pengangkatannya kedua tangan menunjukkan cara yang tepat untuk doa yang sungguh-sungguh, mengajarkan umat Islam etika doa selama masa kebutuhan.
Tanggapan Ajaib
Jawaban langsung atas doa Nabi, dengan awan terbentuk dari langit yang cerah, berfungsi sebagai bukti jelas status khususnya dengan Allah dan keaslian kenabiannya.
Keseimbangan Ilahi
Ketika hujan berlebihan mengancam kehancuran, senyuman Nabi dan tanggapan yang terukur "di sekitar kita dan bukan pada kita" menunjukkan prinsip-prinsip Islam tentang moderasi dan mencari berkah yang seimbang dari Allah.
Pelajaran Spiritual
Riwayat ini mengajarkan pentingnya berpaling kepada Allah dalam segala keadaan, kekuatan doa yang tulus, dan kebijaksanaan dalam mencari rezeki yang moderat daripada ekstrem yang dapat menyebabkan bahaya.