Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa menyampaikan khotbahnya sambil berdiri di samping batang pohon kurma. Ketika dia membuat mimbar, dia menggunakannya sebagai gantinya. Bagasi mulai menangis dan Nabi (صلى الله عليه وسلم) pergi ke sana, menggosokkan tangannya di atasnya (untuk menghentikan tangisannya).
Komentar Hadis: Batang Pohon Kurma yang Menangis
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari (3583) dalam "Keutamaan dan Jasa Nabi (saw) dan Para Sahabatnya" menunjukkan realitas spiritual yang mendalam bahwa Allah memberikan kesadaran kepada ciptaan untuk menghormati Utusan-Nya yang tercinta.
Sifat Ajaib
Batang yang menangis merupakan mukjizat (mu'jizah) yang jelas yang menegaskan kebenaran Nabi. Benda mati diberikan persepsi dan emosi, merindukan kedekatan dengan Nabi dan zikir kepada Allah yang dia baca sambil bersandar padanya.
Mukjizat ini terwujud di depan seluruh komunitas, menetapkan bahwa Allah menghidupkan apa pun yang Dia kehendaki untuk menghormati orang-orang pilihan-Nya.
Interpretasi Ulama
Ulama klasik mencatat bahwa peristiwa ini mengkonfirmasi ketundukan bawaan ciptaan kepada Allah. Seperti halnya gunung-gunung dan burung-burung memuliakan Allah bersama Dawud, batang ini mengungkapkan cinta sejati kepada Nabi Terakhir.
Tanggapan Nabi yang penuh kasih sayang - membelai batang hingga tenang - menggambarkan sifatnya yang penyayang terhadap semua ciptaan, baik yang hidup maupun yang mati.
Pelajaran Spiritual
Insiden ini mengajarkan para mukmin tentang hubungan spiritual antara Nabi dan semua ciptaan. Jika sepotong kayu bisa begitu mencintainya, seberapa besar seharusnya cinta manusia?
Ini juga mengingatkan kita bahwa kehormatan sejati datang melalui kedekatan dengan Utusan Allah, baik bagi manusia maupun ciptaan lainnya.