Bahwa dia mendengar Jabir bin 'Abdullah berkata, "Atap Masjid dibangun di atas batang pohon kurma yang berfungsi sebagai pilar. Ketika Nabi (صلى الله عليه وسلم) menyampaikan khotbah, dia biasa berdiri di dekat salah satu batang itu sampai mimbar dibuat untuknya, dan dia menggunakannya sebagai gantinya. Kemudian kami mendengar belalai itu mengirim suara seperti unta betina yang hamil sampai Nabi (صلى الله عليه وسلم) datang ke sana, dan meletakkan tangannya di atasnya, lalu menjadi sunyi."
Kebajikan dan Keutamaan Nabi (saw) dan Para Sahabatnya
Sahih al-Bukhari 3585 - Komentar oleh Imam Ibn Hajar al-Asqalani
Tangisan Ajaib Batang Pohon Kurma
Hadis ini menunjukkan cinta dan hubungan yang mendalam antara Nabi Muhammad (semoga damai menyertainya) dan seluruh ciptaan. Batang pohon kurma, yang awalnya berfungsi sebagai mimbarnya (mimbar), mengungkapkan kerinduannya melalui ratapan yang terdengar ketika dia meninggalkannya untuk mimbar baru.
Para ulama menjelaskan ini sebagai salah satu mukjizat (mu'jizat) yang jelas diberikan kepada Nabi, di mana benda mati menunjukkan emosi dan pengakuan atas kenabiannya. Suara batang yang menyerupai unta hamil menunjukkan intensitas kesedihannya - tangisan unta hamil termasuk di antara suara paling mengharukan yang dikenal oleh orang Arab.
Signifikansi Sentuhan Nabi
Ketika Nabi meletakkan tangan berkahnya pada batang yang menangis, batang itu segera menjadi tenang. Ini menggambarkan barakah (berkah) dalam sentuhan fisiknya dan perannya sebagai rahmat bagi semua alam. Beberapa komentator mencatat bahwa kerinduan batang itu bukan hanya untuk kedekatan fisik tetapi untuk nutrisi spiritual yang diterimanya ketika Nabi berdiri di atasnya sambil menyampaikan wahyu ilahi.
Pelestarian batang ini oleh Para Sahabat hingga membusuk menunjukkan penghormatan mereka terhadap apa pun yang terhubung dengan Nabi. Insiden ini juga menetapkan keabsahan penggunaan platform yang ditinggikan untuk berkhotbah, asalkan tidak menyebabkan kesombongan.