Suatu kali 'Umar bin Al-Khattab berkata, "Siapakah di antara kamu yang ingat pernyataan Rasul Allah tentang penderitaan?" Hudhaifa menjawab, "Saya ingat apa yang dia katakan dengan tepat." Kata Umar. "Katakan (kami), Anda benar-benar pria yang berani!" Hudhaifa berkata, "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, 'Penderitaan seseorang (yaitu perbuatan salah) mengenai hubungannya dengan keluarganya, harta bendanya dan tetangganya ditebus oleh doa-doanya, bersedekah dan memerintahkan apa yang baik dan melarang apa yang jahat.' Umar berkata, "Yang saya maksud bukan penderitaan ini tetapi penderitaan yang akan naik turun seperti ombak laut." Hudhaifa menjawab, "Wahai kepala suku yang beriman! Kamu tidak perlu takut akan (penderitaan) itu karena ada pintu tertutup antara kamu dan mereka." 'Umar bertanya, "Apakah pintu itu akan dibuka atau dipecahkan?" Hudhaifa menjawab, "Tidak, itu akan dipatahkan." 'Umar berkata, "Maka sangat mungkin pintu tidak akan ditutup lagi." Kemudian orang-orang bertanya kepada Hudhaifa, "Apakah 'Umar tahu apa arti pintu itu?" Katanya. "Ya, Umar tahu itu karena semua orang tahu bahwa akan ada malam sebelum besok pagi. Aku menceritakan kepada 'Umar sebuah riwayat yang otentik, bukan kebohongan." Kami tidak berani bertanya kepada Hudhaifa; oleh karena itu kami bertanya kepada Masruq yang bertanya kepadanya, "Apa arti dari pintu itu?" Dia berkata, "'Umar."
Kebajikan dan Keutamaan Nabi (SAW) dan Para Sahabatnya
Sahih al-Bukhari 3586 - Komentar oleh Imam Ibn Hajar al-Asqalani
Analisis Kontekstual
Dialog mendalam antara Umar (RA) dan Hudhaifa (RA) ini mengungkapkan keprihatinan mendalam Para Sahabat tentang cobaan di masa depan. Umar, sebagai Khalifah, mencari panduan spesifik tentang fitnah besar masyarakat yang akan mengguncang komunitas Muslim.
Tanggapan awal Hudhaifa membahas cobaan pribadi, menunjukkan bahwa dosa harian dapat ditebus melalui shalat, sedekah, dan menyuruh kebaikan. Namun, Umar mencari klarifikasi tentang cobaan bencana yang akan muncul seperti gelombang laut yang bergolak.
Penjelasan Metafora Pintu
"Pintu tertutup" mewakili penghalang pelindung dari kepemimpinan yang saleh. Hudhaifa meyakinkan Umar bahwa selama kekhalifahannya, cobaan besar ini tidak akan mempengaruhi komunitas Muslim karena pemerintahan yang adil dan penerapan prinsip-prinsip Islam yang kuat.
Pecahnya pintu menandakan berakhirnya kekhalifahan yang terbimbing dengan benar dan awal dari gejolak politik. Pemahaman Umar bahwa pintu tidak akan tertutup lagi menunjukkan pengakuannya bahwa begitu periode khilafah sempurna berakhir, komunitas akan menghadapi tantangan terus-menerus.
Wawasan Ilmiah
Para ulama klasik mencatat bahwa hadis ini menunjukkan pandangan kenabian tentang cobaan di masa depan dan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan adil dalam melindungi umat Muslim dari ancaman internal dan eksternal.
Percakapan ini juga menyoroti kebijaksanaan Para Sahabat dalam memahami nubuat metaforis dan pendekatan hati-hati mereka dalam membahas masalah sensitif tentang cobaan di masa depan.