حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم شِقَّتَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ اشْهَدُوا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Riwayat Anas

Bahwa orang-orang Mekah meminta Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) untuk menunjukkan kepada mereka mukjizat, dan dia menunjukkan kepada mereka perpecahan bulan.

Comment

Kebajikan dan Jasa Nabi (saw) dan Para Sahabatnya

Sahih al-Bukhari - Hadis 3637

Peristiwa Pembelahan Bulan

Para penyembah berhala Mekah menuntut dari Nabi Muhammad (saw) sebuah tanda yang jelas untuk membuktikan kenabiannya. Menanggapi tuntutan mereka yang terus-menerus, Allah memanifestasikan mukjizat besar ini di mana bulan terbelah menjadi dua bagian yang berbeda di depan mata mereka.

Komentar Ilmiah

Mukjizat ini terjadi selama periode Mekah ketika penentangan terhadap Islam berada di puncaknya. Suku Quraisy menantang Nabi untuk membuktikan pesannya dengan melakukan tanda yang luar biasa. Pembelahan bulan bukan hanya ilusi optik tetapi kenyataan fisik yang disaksikan oleh orang-orang di seluruh Jazirah Arab.

Ibn Kathir menjelaskan bahwa peristiwa ini termasuk di antara bukti terbesar kenabian Muhammad, karena menunjukkan kekuasaan Allah yang merespons langsung tantangan orang-orang kafir. Bulan terpisah menjadi dua bagian yang jelas, dengan satu bagian bergerak menuju Gunung Abu Qubays dan yang lainnya menuju Quayqi'an, kemudian bergabung kembali.

Al-Qurtubi mencatat bahwa meskipun menyaksikan mukjizat yang tak terbantahkan ini, orang-orang kafir mengatributkannya kepada sihir, menunjukkan bagaimana keras kepala dalam kekafiran dapat membutakan orang terhadap kebenaran yang paling jelas. Insiden ini juga disebutkan dalam Al-Quran (54:1): "Hari Kiamat telah dekat, dan bulan telah terbelah."

Signifikansi Spiritual

Mukjizat ini berfungsi sebagai bukti abadi bagi semua generasi tentang kebenaran Islam dan keaslian pesan Nabi Muhammad. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah melampaui semua hukum alam ketika mengonfirmasi para utusan-Nya.

Peristiwa ini mengajarkan orang beriman bahwa mukjizat diberikan oleh hikmah ilahi, bukan hanya untuk memaksa kepercayaan, tetapi sebagai tanda yang jelas bagi mereka yang merenung. Iman sejati membutuhkan keyakinan internal, bukan hanya bukti eksternal.