Terjadilah perselisihan di antara mereka (yaitu Ibnu Abbas dan Ibnu Az-Zubair), maka aku pergi menemui Ibnu Abbas di pagi hari dan berkata (kepadanya), "Apakah engkau ingin memerangi Ibnu Zubair dan dengan demikian menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah (yaitu berperang di Mekkah?" Ibnu Abbas berkata, "Allah melarang! Allah telah menetapkan bahwa Ibnu Zubair dan Bani Umaiya akan mengizinkan (perang di Mekkah), tetapi demi Allah, aku tidak akan pernah menganggapnya halal." Ibnu Abbas menambahkan. "Orang-orang memintaku untuk bersumpah setia kepada Ibnu AzZubair. Aku berkata, 'Dia benar-benar berhak untuk memangku jabatan sebagai pengganti ayahnya, Az-Zubair adalah penolong Nabi, kakeknya (dari pihak ibu), Abu Bakar adalah sahabat (Nabi) di gua, ibunya, Asma' adalah 'Dhatun-Nitaq', bibinya, `Aisyah adalah ibu dari orang-orang yang beriman, bibinya dari pihak ayah, Khadijah adalah istri Nabi ( ﷺ ), dan bibi dari pihak ayah Nabi ( ﷺ ) adalah neneknya. Dia sendiri saleh dan suci dalam Islam, fasih dalam Pengetahuan Al-Qur'an. Demi Allah! (Sungguh, aku meninggalkan kerabatku, Bani Umaiya demi dia) mereka adalah kerabat dekatku, dan jika mereka harus menjadi penguasaku, mereka juga cenderung demikian dan berasal dari keluarga bangsawan.