Ketika Abdullah bin Ubai bin Salul meninggal, Rasulullah ( ﷺ ) dipanggil untuk melaksanakan salat jenazahnya. Ketika Rasulullah ( ﷺ ) berdiri (untuk melaksanakan salat), aku melompat ke arahnya dan berkata, "Wahai Rasulullah ( ﷺ )! Apakah engkau melaksanakan salat untuk Ibnu Ubai meskipun ia mengucapkan kalimat fulan pada hari fulan?" Aku terus menyebutkan ucapannya. Rasulullah ( ﷺ ) tersenyum dan berkata, "Jauhilah aku, wahai Umar!" Namun ketika aku berbicara terlalu banyak kepadanya, ia berkata, "Aku telah diberi pilihan, dan aku telah memilih (ini); dan seandainya aku tahu bahwa jika aku memohon ampun untuknya lebih dari tujuh puluh kali, ia akan diampuni, aku akan memohon ampun lebih banyak dari itu." Maka Rasulullah ( ﷺ ) pun melaksanakan salat jenazah untuknya, kemudian berangkat. Namun, tidak lama kemudian turunlah dua ayat dari Surat Bara'a, yakni: "Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mendoakan salah seorang di antara mereka yang meninggal dunia... dan kamu meninggal dalam keadaan durhaka." (9.84) Kemudian aku merasa heran dengan keberanianku berbicara seperti itu kepada Rasulullah ( ﷺ ), padahal Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.