Aku pergi menemui Abu Wail untuk bertanya kepadanya (tentang orang-orang yang memberontak terhadap Ali). Mendengar itu Abu Wail berkata, "Kami berada di Siffin (sebuah kota di tepi Sungai Efrat, tempat terjadinya pertempuran antara Ali dan Muawiyah). Seorang laki-laki berkata, "Apakah kamu akan berada di pihak orang-orang yang dipanggil untuk berkonsultasi dengan Kitab Allah (untuk menyelesaikan pertikaian)?" Ali berkata, "Ya (aku setuju bahwa kita harus menyelesaikan masalah ini berdasarkan Al-Qur'an)." Beberapa orang menolak persetujuan Ali dan ingin berperang. Mendengar itu Sahl bin Hunaif berkata, "Salahkan dirimu sendiri!" Aku ingat bagaimana, pada hari Al-Hudaibiya (yaitu perjanjian damai antara Nabi ( ﷺ ) dan kaum kafir Quraisy), jika kami diizinkan untuk memilih berperang, kami akan berperang (dengan kaum kafir). Pada saat itu, Umar datang (kepada Nabi) dan berkata, "Bukankah kita berada di jalan yang benar dan mereka (kaum kafir) di jalan yang salah? Bukankah orang-orang kita yang terbunuh akan masuk surga, dan orang-orang mereka akan masuk neraka?" Nabi menjawab, "Ya." Umar lebih lanjut berkata, "Lalu mengapa kita harus membiarkan agama kita terdegradasi dan kembali sebelum Allah menyelesaikan masalah di antara kita?" Nabi ( ﷺ ) berkata, "Wahai putra Al-Khattab! Tidak diragukan lagi, aku adalah Utusan Allah ( ﷺ ) dan Allah tidak akan pernah mengabaikanku." Maka Umar meninggalkan tempat itu dengan marah dan dia sangat tidak sabar sehingga dia pergi ke Abu Bakar dan berkata, "Wahai Abu Bakar! Bukankah kita berada di jalan yang benar dan mereka (kaum kafir) di jalan yang salah?" Abu Bakar berkata, "Wahai putra Al-Khattab! Dia adalah Utusan Allah ( ﷺ ), dan Allah tidak akan pernah mengabaikannya." Kemudian Sura Al-Fath (Kemenangan) diturunkan."