قَالَ أَيُّوبُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلاَلٍ، قَالَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، قَالَ أَتَى رَجُلٌ أَعْرَابِيٌّ مِنْ أَهْلِ الْبَدْوِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلَكَتِ الْمَاشِيَةُ هَلَكَ الْعِيَالُ هَلَكَ النَّاسُ‏.‏ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَدَيْهِ يَدْعُو، وَرَفَعَ النَّاسُ أَيْدِيَهُمْ مَعَهُ يَدْعُونَ، قَالَ فَمَا خَرَجْنَا مِنَ الْمَسْجِدِ حَتَّى مُطِرْنَا، فَمَا زِلْنَا نُمْطَرُ حَتَّى كَانَتِ الْجُمُعَةُ الأُخْرَى، فَأَتَى الرَّجُلُ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، بَشِقَ الْمُسَافِرُ، وَمُنِعَ الطَّرِيقُ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Anas bin Malik

Seorang Badui datang kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) pada hari Jumat dan berkata, "Wahai Rasulullah! Ternak, keturunan, dan orang-orang telah binasa." Jadi, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengangkat kedua tangannya memohon kepada Allah (untuk hujan) dan orang-orang juga mengangkat tangan mereka dengan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memohon kepada Allah (untuk hujan). Kami belum meninggalkan masjid ketika hujan mulai turun. Hujan turun sampai hari Jumat berikutnya ketika orang yang sama datang kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan berkata, "Wahai Rasulullah! Para pelancong terpaksa menunda perjalanan mereka (karena hujan yang berlebihan) dan jalan-jalan meluap."

Comment

Konteks Istisqaa

Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 1029 menunjukkan praktik Islam Istisqaa (berdoa meminta hujan) selama masa kekeringan. Keluhan orang badui tentang ternak dan keturunan yang binasa menunjukkan kondisi kekeringan parah yang mengancam kelangsungan hidup.

Tanggapan langsung Nabi dengan mengangkat tangannya menunjukkan urgensi dan legitimasi mencari intervensi ilahi melalui doa tulus ketika cara alami gagal.

Metodologi Doa

Pengangkatan tangan kolektif oleh Nabi dan para sahabat menggambarkan cara yang disarankan untuk Istisqaa - dilakukan dalam jamaah dengan kerendahan hati dan kesungguhan. Postur fisik ini menunjukkan ketergantungan sepenuhnya pada rahmat Allah.

Tanggapan langsung terhadap doa mereka menunjukkan penerimaan Allah terhadap doa tulus dan status khusus doa Nabi yang dijawab tanpa penundaan.

Kebijaksanaan Ilahi dalam Doa yang Dijawab

Kelanjutan hujan hingga Jumat berikutnya menunjukkan respons berlimpah Allah terhadap doa tulus. Namun, keluhan kedua mengajarkan moderasi - bahkan berkah memerlukan keseimbangan.

Insiden ini menggambarkan prinsip Islam untuk mencari jalan tengah dalam segala hal, menghindari kekurangan dan kelebihan, karena kekeringan dan banjir sama-sama berbahaya.

Komentar Ilmiah

Ulama klasik mencatat bahwa Istisqaa biasanya dilakukan ketika hujan tidak turun untuk waktu yang lama menyebabkan kesulitan. Doa ini mencakup doa-doa khusus yang mengakui ketergantungan manusia pada penyediaan ilahi.

Jawaban cepat terhadap doa ini berfungsi sebagai bukti abadi kebenaran Nabi dan keefektifan doa tulus yang dilakukan dengan etiket yang tepat dan pengabdian kolektif.