(Rasulullah) bersabda, "Ya Allah! Berkatilah Syam kami dan Yaman kami." Orang-orang berkata, "Najd kami juga." Nabi kembali bersabda, "Ya Allah! Memberkati Syam dan Yaman kami." Mereka berkata lagi, "Najd kami juga." Mengenai hal itu Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Akan muncul gempa bumi dan penderitaan, dan dari situ akan keluar sisi kepala Setan."
Konteks dan Kesempatan Hadis
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 1037 terjadi selama doa Nabi untuk hujan (Istisqaa). Para Sahabat meminta agar ia memasukkan Najd dalam berkahnya, tetapi Nabi secara khusus menekankan Sham (Suriah Raya) dan Yaman, menunjukkan hikmah ilahi dalam doa selektifnya.
Tafsir Referensi Geografis
Sham mewakili tanah nubuat ilahi dan benteng Islam masa depan. Yaman menandakan wilayah iman yang dalam dan kebijaksanaan. Pengulangan Nabi menunjukkan penekanan sengajanya pada wilayah-wilayah yang diberkati ini.
Najd, yang berarti "dataran tinggi," merujuk ke Arab timur. Ulama klasik mencatat bahwa penghilangan Nabi tidak sembarangan tetapi didasarkan pada pengetahuan ilahi tentang cobaan masa depan yang muncul dari wilayah ini.
Peringatan Kenabian Dijelaskan
"Gempa bumi dan cobaan" melambangkan gangguan fisik dan pergolakan ideologis. "Sisi kepala Setan" secara metaforis mewakili fitnah besar (cobaan) dan gerakan menyimpang yang berasal dari arah ini.
Ulama seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan ini sebagai pengetahuan sebelumnya tentang kemunculan Khawarij dan perpecahan sektarian berikutnya yang menyebabkan pertumpahan darah dan perselisihan dalam komunitas Muslim.
Implikasi Hukum dan Teologis
Hadis ini menunjukkan peran Nabi sebagai pemberi peringatan dan pemandu. Ini mengajarkan Muslim untuk menghormati bimbingan kenabian tanpa bersikeras pada preferensi pribadi, seperti yang dipelajari para Sahabat melalui insiden ini.
Narasi ini juga menetapkan prinsip mencari berkah untuk wilayah tertentu berdasarkan hikmah ilahi daripada sekadar preferensi geografis.