Saya mendengar Anas bin Malik berkata, "Pada hari Jumat seseorang memasuki Masjid utama melalui gerbang yang menghadap mimbar sementara Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) sedang mengantarkan Khutba. Pria itu berdiri di depan Rasul Allah dan berkata, 'Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Ternak sekarat dan jalan-jalan terputus; jadi mohon berdoa kepada Allah untuk hujan.' " Anas menambahkan, "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) (p.b.u.h) mengangkat kedua tangannya dan berkata, 'Ya Allah! Berkatilah kami dengan hujan! Ya Allah! Berkatilah kami dengan hujan! Ya Allah! Berkatilah kami dengan hujan!' " Anas menambahkan, "Demi Allah, kami tidak dapat melihat jejak awan di langit dan tidak ada bangunan atau rumah di antara kami dan (gunung) Sila." Anas menambahkan, "Awan tebal seperti perisai muncul dari belakangnya (yaitu Gunung Sila). Ketika datang di tengah langit, itu menyebar dan kemudian hujan." Anas lebih lanjut berkata, "Demi Allah! Kami tidak bisa melihat matahari selama seminggu. Jumat berikutnya seseorang masuk melalui gerbang yang sama dan pada saat itu Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) sedang mengantarkan Khutba hari Jumat. Pria itu berdiri di depannya dan berkata, 'Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Ternak sekarat dan jalan-jalan terputus, mohon berdoa kepada Allah untuk menahan hujan." " Anas menambahkan, "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) Aku mengangkat kedua tangannya dan berkata, 'Ya Allah! Mengelilingi kami dan bukan pada kami. Ya Allah! Di dataran tinggi, di pegunungan, di bukit, di lembah dan di tempat-tempat di mana pohon tumbuh.' Jadi hujan berhenti dan kami keluar berjalan di bawah sinar matahari." Sharik bertanya kepada Anas apakah orang yang sama yang meminta hujan (Jumat lalu). Anas menjawab bahwa dia tidak tahu.
Konteks Istisqā' (Doa Meminta Hujan)
Riwayat ini dari Sahīh al-Bukhāri (1013) menunjukkan metodologi kenabian dalam meminta hujan selama kekeringan. Pendekatan langsung para Sahabat kepada Nabi selama khutbah Jumat menunjukkan urgensi situasi mereka dan aksesibilitas Rasulullah untuk menangani kebutuhan komunitas.
Doa Kenabian
Doa Nabi yang sederhana namun kuat "Ya Allah! Berkahi kami dengan hujan!" diulang tiga kali, mengajarkan kita pentingnya ketulusan dan ketekunan dalam berdoa. Pengangkatan kedua tangannya menunjukkan etika fisik dari doa yang sungguh-sungguh.
Para ulama mencatat bahwa mengulang doa tiga kali mengikuti pola kenabian dalam menekankan hal-hal penting dan menunjukkan tekad dalam mencari rahmat Allah.
Tanggapan Ajaib
Kemunculan awan segera dari langit yang cerah menunjukkan penerimaan Allah terhadap doa Nabi. Deskripsi "seperti perisai" menunjukkan sifat substansial awan, sementara perkembangannya yang cepat menunjukkan tanggapan cepat terhadap doa yang tulus.
Doa untuk Menghentikan Hujan
Ketika hujan berlebihan menyebabkan kerusakan, doa spesifik Nabi "Di sekitar kami dan bukan pada kami" menunjukkan ketepatan doa-doa kenabian. Dia mengarahkan hujan ke area yang bermanfaat sambil mencari kelegaan untuk komunitas.
Penyebutan dataran tinggi, gunung, bukit, lembah, dan area tumbuh pohon menunjukkan pengetahuan komprehensif tentang di mana hujan membawa manfaat ekologis maksimal.
Observasi Ilmiah
Komentator klasik menekankan bahwa hadis ini menetapkan legitimasi Istisqā' sebagai doa kolektif selama kekeringan. Ini menunjukkan rahmat Allah merespons doa yang tulus dan status khusus Nabi sebagai perantara yang diterima.
Ketidakpastian tentang apakah orang yang sama membuat kedua permintaan mengajarkan kita pentingnya fokus pada pelajaran daripada detail yang tidak perlu dalam riwayat.