Anas I berkata, "Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) (p.b.u.h) sedang menyampaikan Khutba Jumat (khotbah) seorang pria datang dan berkata, 'Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Hujan langka; mohon kepada Allah untuk memberkati kami dengan hujan.' Jadi dia memohon kepada Allah untuk itu, dan hujan turun begitu deras sehingga kami hampir tidak bisa mencapai rumah kami dan hujan terus turun sampai hari Jumat berikutnya." Anas lebih lanjut berkata, "Kemudian orang yang sama atau orang lain berdiri dan berkata, 'Ya Rasul Allah! Berdoalah kepada Allah untuk menahan hujan.' Mengenai hal itu, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) saya berkata, 'Ya Allah! Mengelilingi kami dan bukan pada kami.' " Anas menambahkan, "Saya melihat awan menyebar ke kanan dan kiri dan hujan terus turun tetapi tidak di atas Madinah."
Memohon kepada Allah untuk Hujan (Istisqaa)
Sahih al-Bukhari - Hadits 1015
Latar Belakang Kontekstual
Riwayat ini dari Anas bin Malik menunjukkan etika yang tepat dalam memohon hujan (istisqaa') selama masa kekeringan. Insiden ini terjadi selama khutbah Jumat, menunjukkan urgensi dan sifat komunal dari permohonan ini.
Pendekatan langsung para Sahabat kepada Nabi ﷺ menunjukkan pengakuan mereka atas status khususnya sebagai perantara yang doa-doa-nya dengan mudah diterima oleh Allah.
Komentar Ilmiah
Tanggapan langsung terhadap permohonan Nabi ﷺ menunjukkan kekuatan doa yang tulus dan rahmat Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Hujan berlebihan yang mengikutinya berfungsi sebagai bukti kedekatan Nabi ﷺ dengan Allah dan penerimaan doa-doa-nya.
Ketika permintaan kedua datang untuk menghentikan hujan, kata-kata spesifik Nabi ﷺ "Di sekitar kami dan bukan pada kami" mencerminkan kebijaksanaan ilahi dalam membuat permintaan yang tepat dan moderat. Ini mengajarkan Muslim untuk mencari berkah yang seimbang dari Allah.
Dispersi awan yang terlihat seperti yang dijelaskan oleh Anas memberikan bukti nyata dari penerimaan doa, memperkuat iman para saksi dan generasi berikutnya yang mendengar kisah ini.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Hadis ini menetapkan legitimasi doa istisqaa' dan pelaksanaannya selama khutbah Jumat di saat-saat kebutuhan. Ini menunjukkan bahwa doa kolektif lebih efektif daripada doa individu untuk urusan komunal.
Insiden ini menggambarkan prinsip moderasi dalam segala hal - bahkan ketika mencari berkah ilahi. Para Sahabat belajar bahwa sementara kekeringan berbahaya, hujan berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan.
Para ulama menyimpulkan dari ini bahwa para pemimpin harus menanggapi kebutuhan sah komunitas mereka dan bahwa doa publik selama pertemuan jamaah memiliki keutamaan khusus dalam Islam.