حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ هَلَكَتِ الْمَوَاشِي وَتَقَطَّعَتِ السُّبُلُ‏.‏ فَدَعَا، فَمُطِرْنَا مِنَ الْجُمُعَةِ إِلَى الْجُمُعَةِ، ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ تَهَدَّمَتِ الْبُيُوتُ وَتَقَطَّعَتِ السُّبُلُ، وَهَلَكَتِ الْمَوَاشِي فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا‏.‏ فَقَامَ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏"‏ اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ وَالأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ ‏"‏‏.‏ فَانْجَابَتْ عَنِ الْمَدِينَةِ انْجِيَابَ الثَّوْبِ‏.‏
Terjemahan
Riwayat Anas

Seorang pria datang kepada Nabi (saw) dan berkata, "Ternak dihancurkan dan jalan-jalan terputus." Jadi Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memohon kepada Allah untuk hujan dan hujan turun dari hari Jumat itu sampai hari Jumat berikutnya. Orang yang sama datang lagi dan berkata, "Rumah-rumah telah runtuh, jalan terputus, dan ternak dihancurkan. Mohon doa kepada Allah untuk menahan hujan." Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) (berdiri dan) berkata, "Ya Allah! (Biarlah hujan) di dataran tinggi, di perbukitan, di lembah dan di atas tempat-tempat di mana pohon tumbuh." Jadi awan dibersihkan dari Madinah saat pakaian ditanggalkan.

Comment

Konteks Istisqaa

Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 1016 menunjukkan etika yang benar dalam meminta hujan dari Allah selama masa kekeringan. Sahabat mendatangi Nabi (ﷺ) dengan kebutuhan yang sah - kehancuran ternak dan jalan yang tidak dapat dilalui karena kurangnya hujan - menunjukkan bahwa seseorang harus memiliki kebutuhan yang tulus ketika membuat doa ini.

Tanggapan terhadap Hujan Berlebihan

Ketika hujan menjadi berlebihan dan menyebabkan kerusakan, sahabat kembali dengan keprihatinan sah yang baru. Ini mengajarkan kita bahwa kita dapat mencari kelegaan dari setiap bencana melalui doa, sama seperti kita mencari kelegaan melalui hujan selama kekeringan.

Doa spesifik Nabi (ﷺ) untuk hujan turun di dataran tinggi, bukit, lembah, dan area berhutan menunjukkan kebijaksanaan dalam mengarahkan hujan ke tempat-tempat di mana ia akan paling bermanfaat dan paling tidak berbahaya bagi pemukiman manusia.

Penerimaan Ilahi atas Doa

Tanggapan segera terhadap kedua doa menunjukkan penerimaan Allah atas doa-doa Nabi (ﷺ). Hujan mulai segera setelah doa pertama dan berhenti tepat seperti yang diminta dalam doa kedua, dengan awan menghilang dari Madinah secara khusus sementara berlanjut di tempat lain.

Komentar Ilmiah

Ulama klasik mencatat bahwa hadis ini menetapkan Sunnah Istisqaa (doa untuk hujan) dan menunjukkan peran Nabi (ﷺ) sebagai perantara bagi komunitasnya. Ini juga menunjukkan keseimbangan dalam ajaran Islam - mencari moderasi dalam segala hal, bahkan berkah seperti hujan.

Buku "Memohon Allah untuk Hujan (Istisqaa)" dari Sahih al-Bukhari berisi banyak narasi seperti itu yang membimbing Muslim dalam cara yang benar untuk mencari rahmat Allah melalui doa selama masa kebutuhan.