Pada malam Rasulullah (ﷺ) dibawa dalam perjalanan malam (Miraj) dua cangkir, satu berisi anggur dan yang lainnya susu, dipersembahkan kepadanya di Yerusalem. Dia melihatnya dan mengambil secangkir susu. Jibril berkata, "Puji bagi Allah yang membimbingmu ke Al-Fitra (jalan yang benar); Jika kamu mengambil (secangkir anggur) maka bangsamu akan tersesat."
Eksgesis Narasi Miraj
Tradisi yang diberkati ini dari Sahih al-Bukhari 5576 dalam Kitab Minuman menceritakan pilihan surgawi yang disajikan kepada Nabi Muhammad (ﷺ) selama Perjalanan Malamnya. Dua cangkir melambangkan jalan-jalan yang berbeda dari nutrisi spiritual - anggur mewakili kesenangan duniawi dan kebingungan, sementara susu menandakan bimbingan alami yang murni.
Interpretasi Simbolis
Anggur mewujudkan semua zat memabukkan yang mengaburkan akal dan menjauhkan seseorang dari zikir ilahi. Penolakannya menetapkan larangan abadi khamr bagi Ummah.
Susu mewakili sifat primordial (fitrah) - murni, bergizi, dan tidak tercemar. Pilihan ini mengkonfirmasi kecenderungan bawaan Nabi terhadap kemurnian dan bimbingan ilahi.
Implikasi Yuridis
Insiden ini terjadi sebelum wahyu formal yang melarang zat memabukkan, namun menunjukkan bagaimana tindakan Nabi dibimbing secara ilahi. Ini menetapkan prinsip legislasi bertahap dalam hukum Islam.
Komentar Jibril menegaskan bahwa pilihan Nabi mencerminkan kehendak ilahi dan berfungsi sebagai bimbingan pelindung bagi bangsanya hingga Hari Penghakiman.
Dimensi Spiritual
Lokasi di Yerusalem menandakan hubungan antara wahyu-wahyu sebelumnya dan pesan akhir Islam, menunjukkan kelangsungan bimbingan ilahi.
Peristiwa ini menggambarkan bagaimana pengalaman spiritual Nabi secara langsung menguntungkan pengikutnya, menetapkan fondasi untuk etika dan hukum Islam.