حَدَّثَنَا عَبْدَانُ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَقَدَحِ خَمْرٍ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Rasulullah (ﷺ) dihadiahi semangkuk susu dan semangkuk anggur pada malam dia dibawa dalam perjalanan (Al-Mi'raj).

Comment

Eksposisi Hadis dari Sahih al-Bukhari

Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 5603 dalam Kitab Minuman menyajikan ujian spiritual yang mendalam selama Perjalanan Malam Nabi (Al-Mi'raj). Dua minuman tersebut melambangkan jalan-jalan yang berbeda yang tersedia bagi umat manusia.

Sifat Simbolis dari Pilihan

Susu melambangkan kemurnian, nutrisi alami, dan jalan petunjuk yang jelas (Al-Fitrah). Anggur melambangkan mabuk, penipuan duniawi, dan penyimpangan dari jalan yang lurus.

Al-Qurtubi berkomentar bahwa pilihan ini menunjukkan bagaimana Allah menyajikan perbedaan yang jelas antara kebenaran dan kepalsuan, membuat jalan yang benar jelas bagi mereka yang berakal sehat.

Pilihan Nabi dan Maknanya

Ketika Rasul Allah memilih susu, Jibril menyatakan: "Anda telah memilih Fitrah (disposisi alami). Jika Anda memilih anggur, umat Anda akan tersesat."

Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa insiden ini menetapkan larangan minuman memabukkan pada prinsipnya, bahkan sebelum wahyu formal larangannya, menunjukkan bimbingan bawaan Nabi.

Komentar Ilmiah tentang Implikasinya

Al-Nawawi menyatakan bahwa peristiwa ini mengonfirmasi keunggulan apa yang murni dan bermanfaat atas apa yang merusak dan berbahaya. Pilihan naluriah Nabi mencerminkan karakternya yang sempurna dan bimbingan ilahi.

Ibn al-Qayyim mengamati bahwa sebagaimana Nabi diberikan pilihan ini secara spiritual, setiap Muslim menghadapi pilihan serupa antara kemurnian dan kerusakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan harus mengikuti contoh Nabi.