Ka'b bin Ujrah bertemu dengan saya dan berkata, "Tidakkah saya akan memberikan hadiah yang saya dapatkan dari Nabi?" 'Abdur-Rahman berkata, "Ya, berikan kepada saya." Saya berkata, "Kami bertanya kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengatakan, 'Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Bagaimana seseorang (meminta Allah untuk) mengirimkan berkah kepada Anda, anggota keluarga, karena Allah telah mengajarkan kami bagaimana memberi hormat kepada Anda (dalam shalat)?' Dia berkata, 'Katakanlah: ya Allah! Kirimkan rahmat-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, seperti Engkau mengirimkan Rahmat-Mu kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, karena Engkau adalah Yang Maha Terpuji, Yang Maha Mulia. Ya Allah! Kirimkan Berkat-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, seperti Engkau mengirimkan Berkat-Mu kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, karena Engkau adalah Yang Maha Terpuji, Yang Maha Mulia.' "
Keunggulan Mengirimkan Berkah Kepada Nabi
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari (3370) menetapkan cara yang tepat untuk memohon berkah kepada Nabi Muhammad (ﷺ) dan keluarganya. Para Sahabat, setelah diajarkan tashahhud dalam shalat, meminta klarifikasi lebih lanjut tentang cara khusus mengirimkan salam kepada Nabi, menunjukkan cinta dan penghormatan mereka yang mendalam.
Komentar Ilmiah tentang Formula Kenabian
Formula yang ditetapkan menghubungkan umat Muhammad dengan warisan spiritual Nabi Ibrahim, mengakui keduanya sebagai pilar dasar bimbingan ilahi. Pengulangan "Yang Paling Terpuji, Yang Paling Mulia" menekankan sifat-sifat sempurna Allah saat membuat doa.
Para ulama klasik mencatat bahwa memasukkan keluarga Nabi dalam berkah ini mencerminkan sifat rahmat Islam yang komprehensif, melampaui individu ke rumah tangganya yang saleh dan secara perluasan, seluruh umatnya yang mengikuti ajarannya dengan setia.
Implementasi Praktis dalam Ibadah
Pengajaran ini menunjukkan bahwa tindakan ibadah memerlukan niat yang tepat dan formulasi yang benar. Pertanyaan Para Sahabat menunjukkan bahwa bahkan setelah mempelajari elemen wajib shalat, mereka berusaha menyempurnakan aspek sukarela dari pengabdian.
Rantai transmisi dari Ka`b bin Ujrah ke Abdur-Rahman menggambarkan pelestarian ajaran Kenabian yang teliti, memastikan praktik otentik akan sampai ke generasi mendatang tanpa perubahan.