Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berkata, "Tidakkah aku akan menceritakan kepadamu tentang Dajjal sebuah kisah yang tidak diceritakan oleh nabi kepada bangsanya? Dajjall bermata satu dan akan membawa bersamanya apa yang menyerupai Neraka dan Firdaus, dan apa yang dia sebut Surga sebenarnya akan menjadi Neraka; jadi Aku memperingatkan kamu (terhadapnya) seperti Nuh memperingatkan bangsanya terhadapnya."
Teks Hadis
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal, sebuah kisah yang tidak diceritakan oleh nabi mana pun kepada umatnya? Dajjal itu bermata satu dan akan membawa sesuatu yang menyerupai Neraka dan Surga, dan apa yang ia sebut Surga sebenarnya adalah Neraka; maka aku memperingatkan kalian (terhadapnya) sebagaimana Nuh memperingatkan umatnya terhadapnya."
Komentar Ilmiah
Riwayat mendalam dari Sahih al-Bukhari 3338 ini mengungkapkan sifat unik dari peringatan Nabi tentang al-Masih al-Dajjal. Frasa "sebuah kisah yang tidak diceritakan oleh nabi mana pun kepada umatnya" menunjukkan sifat peringatan ini yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyoroti bahaya luar biasa Dajjal bagi Umat Muslim.
Deskripsi Dajjal sebagai "bermata satu" (a'war) menandakan baik cacat fisik maupun kebutaan spiritual. Mata yang hilang mewakili kurangnya penglihatan ilahi dan ketidakmampuan untuk memahami bimbingan sejati, sementara mata yang tersisa melambangkan persepsi duniawi dan kekuatan penipuannya.
Peringatan tentang apa yang "menyerupai Neraka dan Surga" menunjukkan metode utama penipuan Dajjal: menyajikan kepalsuan sebagai kebenaran dan kejahatan sebagai kebaikan. "Surga"-nya yang sebenarnya adalah Neraka mengungkapkan sifat fitnahnya yang hakiki - ia membuat yang haram tampak halal, kepalsuan tampak sebagai kebenaran, dan kesesatan tampak sebagai petunjuk.
Perbandingan dengan peringatan Nabi Nuh menekankan keseriusan dan urgensi dari peringatan ini. Sama seperti Nuh memperingatkan kaumnya selama berabad-abad terhadap kekafiran, Nabi Muhammad (ﷺ) memberikan peringatan komprehensif ini untuk melindungi Umat dari cobaan terbesar sebelum Hari Kiamat.
Pelajaran Spiritual
Hadis ini mengajarkan umat Islam untuk mengandalkan wahyu ilahi daripada realitas yang tampak ketika membedakan kebenaran dari kepalsuan.
Ini menekankan pentingnya mencari perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal, terutama dalam shalat sehari-hari.
Riwayat ini menggarisbawahi perlunya landasan yang kuat dalam akidah Islam untuk mengenali dan menolak penampilan yang menipu.