Kami ditemani Nabi (صلى الله عليه وسلم) di sebuah perjamuan dan lengan bawah (kambing) yang dimasak diletakkan di hadapannya, dan dia dulu menyukainya. Dia memakannya sepotong dan berkata, "Aku akan menjadi kepala dari semua bangsa pada hari kiamat. Tahukah kamu bagaimana Allah akan mengumpulkan semua (orang) yang pertama dan terakhir di satu tempat di mana seorang pengamat akan dapat melihat (semua) dari mereka dan mereka akan dapat mendengar penyiar, dan matahari akan mendekati mereka. Beberapa Orang akan berkata: Tidakkah Anda melihat, dalam kondisi apa Anda dan keadaan yang telah Anda capai? Mengapa kamu tidak mencari orang yang dapat menjadi perantara bagimu dengan Tuhanmu? Beberapa orang akan berkata: Mohon kepada ayahmu, Adam.' Mereka akan pergi kepadanya dan berkata: 'Wahai Adam! Kamu adalah bapa dari seluruh umat manusia, dan Allah menciptakan kamu dengan tangan-Nya sendiri, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud untukmu, dan membuatmu hidup di surga. Tidakkah engkau akan menjadi perantara bagi kami dengan Tuhanmu? Tidakkah Anda melihat dalam keadaan (menyedihkan) kami, dan pada kondisi apa yang telah kami capai?' Tentang itu Adam akan menjawab, 'Tuhanku begitu marah seperti yang belum pernah Dia alami sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi di masa depan; (selain itu), Dia melarang saya (untuk memakan dari pohon) itu, tetapi saya tidak menaati (Dia), (saya khawatir) diri saya sendiri! Diriku! Pergi ke orang lain; pergi ke Nuh.' Mereka akan pergi kepada Nuh dan berkata; 'O Nuh! Kamu adalah yang pertama di antara rasul-rasul Allah kepada orang-orang di bumi, dan Allah menamaimu sebagai budak yang bersyukur. Tidakkah Anda melihat dalam keadaan (menyedihkan) kita dan kondisi apa yang telah kita capai? Tidakkah engkau akan menjadi perantara bagi kami dengan Tuhanmu? Nuh akan menjawab: 'Hari ini Tuhanku telah menjadi begitu marah seperti yang belum pernah dia alami sebelumnya dan tidak akan pernah ada di masa depan diriku sendiri! Diriku! Pergilah kepada Nabi (Muhammad). Orang-orang akan datang kepadaku, dan aku akan bersujud di bawah Takhta Allah. Kemudian saya akan diberitahu: 'Wahai Muhammad! Angkat kepalamu; bersyafaat, karena syafaatmu akan diterima, dan mintalah (untuk apa pun). karena kamu akan diberikan. "
Hadis Syafaat dari Sahih al-Bukhari
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari (3340) dalam Kitab Para Nabi menggambarkan kedudukan syafaat yang mendalam yang diberikan kepada Nabi Muhammad (ﷺ) pada Hari Kiamat, menunjukkan statusnya yang unik di antara semua ciptaan.
Konteks dan Signifikansi
Pernyataan Nabi saat menikmati makanan favorit menunjukkan bagaimana kebenaran ilahi diungkapkan dalam momen sehari-hari. Daging lengan bawah melambangkan kekuatan dan kehormatan, sejajar dengan kekuatan peran syafaatnya.
Perkumpulan seluruh umat manusia di satu dataran mencerminkan keadilan mutlak dan sifat komprehensif Hari Akhir, di mana tidak ada yang tersembunyi dan semua perhitungan akan diselesaikan.
Hierarki Syafaat
Adam (AS) didekati pertama kali sebagai bapak umat manusia, tetapi dia mengarahkan orang lain ke tempat lain karena pelanggarannya sendiri meskipun statusnya terhormat. Ini mengajarkan bahwa bahkan para nabi sadar akan kedudukan mereka di hadapan Allah.
Nuh (AS), sebagai utusan pertama ke bumi, juga menolak, menekankan beratnya murka Allah pada Hari itu dan mengarahkan mereka kepada Muhammad (ﷺ).
Status Unik Nabi Muhammad
Sujud Nabi di bawah Singgasana Ilahi mewakili kerendahan hati dan ketundukan yang tertinggi. Perintah untuk "angkat kepalamu" menandakan kehormatan dan penerimaan.
Jaminan bahwa syafaatnya akan diterima dan permintaannya dikabulkan menunjukkan posisinya yang tak tertandingi sebagai pemberi syafaat bagi seluruh umat manusia, memenuhi perannya sebagai utusan terakhir dan rahmat bagi semesta alam.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik mencatat bahwa hadis ini menetapkan Syafaat Besar (ash-Shafa'ah al-Kubra) yang secara khusus diberikan kepada Nabi Muhammad (ﷺ) ketika ciptaan mencari kelegaan dari kesulitan yang luar biasa pada Hari Kiamat.
Syafaat ini termasuk di antara kehormatan khusus (khasa'is) yang unik bagi Nabi kita, mengonfirmasi pernyataannya "Aku akan menjadi pemimpin semua orang pada Hari Kebangkitan" - sebuah kepemimpinan syafaat dan rahmat.