Saya mendengar Nabi (صلى الله عليه وسلم) berkata, "Maryam, putri 'Imran, adalah yang terbaik di antara para wanita (di dunia pada masanya) dan Khadijah adalah yang terbaik di antara para wanita. (dari bangsa ini).
Komentar Hadis: Keunggulan Maryam dan Khadīja
Hadis mulia ini dari Ṣaḥīḥ al-Bukhārī (3432) menetapkan keunggulan dua wanita teladan dalam tradisi Islam: Maryam bint ʿImrān (Mary, putri Amram) dan Khadīja bint Khuwaylid, semoga Allah meridhai mereka berdua.
Keistimewaan Maryam
Maryam, ibu Nabi ʿĪsā (Yesus), dihormati sebagai wanita terbaik pada masanya dan dari semua umat sebelumnya. Keunggulannya terletak pada pengabdiannya yang sempurna, kesucian, dan sifat kelahiran putranya yang ajaib, yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan kitab-kitab sebelumnya.
Allah berfirman dalam Surah Āl ʿImrān (3:42): "Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan memilihmu di atas wanita-wanita di alam semesta." Pemilihan ilahi ini mengonfirmasi statusnya yang unik di antara semua ciptaan.
Keunggulan Khadīja
Khadīja, istri pertama Nabi Muḥammad (ﷺ), ditetapkan sebagai wanita terbaik dari umat ini (Ummah). Kebajikannya termasuk menjadi yang pertama percaya pada pesan Nabi, dukungannya yang tak tergoyahkan selama periode terawal dan tersulit dalam Islam, dan pengorbanannya yang besar atas harta dan kenyamanan untuk kepentingan Allah.
Dia melahirkan anak-anak Nabi dan memberinya kenyamanan dan kepastian ketika dia pertama kali menerima wahyu. Nabi (ﷺ) tidak pernah menikahi wanita lain selama dia hidup, sebuah bukti tempat istimewanya di hatinya.
Wawasan Ilmiah
Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan bagaimana keunggulan dalam Islam diukur dengan ketakwaan, iman, dan pengabdian kepada Allah daripada status duniawi. Kedua wanita mewakili model keunggulan feminin yang berbeda tetapi saling melengkapi dalam tradisi Islam.
Ibn Ḥajar al-ʿAsqalānī mencatat dalam Fatḥ al-Bārī bahwa keunggulan Maryam terletak pada pengabdiannya yang sempurna dan keadaan ajaibnya, sementara Khadīja terletak pada dukungannya yang tak tergoyahkan kepada Nabi terakhir dan Islam selama periode paling rentannya.
Pelajaran Spiritual
Ajaran ini mendorong umat Islam untuk menghormati dan belajar dari contoh-contoh wanita saleh sepanjang sejarah. Ini mengingatkan kita bahwa keunggulan spiritual melampaui waktu dan keadaan, dan bahwa Allah memuliakan mereka yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Hadis ini juga menetapkan bahwa sementara Maryam memiliki status khusus di antara semua wanita dari umat sebelumnya, Khadīja memegang posisi tertinggi di antara wanita Ummah Muslim, diikuti oleh Fāṭima, ʿĀ'ishah, dan Āsiyah, sebagaimana ditetapkan dalam riwayat-riwayat otentik lainnya.